KONTAN.CO.ID - PADANG. Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatra Barat ( Sumbar) guna mengantisipasi potensi gempa bermagnitudo 8,9 di Kepulauan Mentawai, Sumbar. Salah satunya dengan upaya mitigasi bencana guna meminimalisir dampak negatif dari bencana gempa. Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit mengatakan, pihaknya secara bertahap dan berkelanjutan meningkatkan kewaspadaan masyarakat melalui sosialisasi mitigasi bencana."Untuk sosialisasi terus kita lakukan. Di sekolah, di instansi pemerintah, kemudian untuk kelompok perhotelan, organisasi radio dan masih banyak lagi," kata Nasrul saat dihubungi
Kompas.com, Selasa (7/5). Pihaknya juga membangun shelter sebagai sarana evakuasi jika terjadi tsunami. Hampir di setiap bangunan di pinggir pantai memiliki shelter, seperti gedung kantor gubernur, Polda Sumbar, DPRD, SMA 1 Padang dan lainnya.
"Kalau tidak ada shelter, bagi warga pesisir pantai bisa lari ke perbukitan. Yang penting menjauh dari pantai kalau ada peringatan tsunami," ujarnya. Selain itu, kata dia, pihaknya juga sedang menggalakkan penanaman pohon di pinggir pantai. Tujuannya adalah untuk meminimalisasi gelombang laut jika terjadi tsunami. Hal ini, kata Nasrul sesuai dengan instruksi dari BNPB. "Kita sudah tahu adanya ancaman itu, makanya kita harus waspada dan melakukan mitigasi bencana," ujar Nasrul. Sebelumnya, Wagub Sumbar Nasrul Abit mengatakan, Kabupaten Kepulauan Mentawai Sumatera Barat, diintai gempa maha dahsyat bermagnitudo 8,9. Ini menjadi peringatan untuk selalu waspada karena dampaknya mampu mencapai kawasan pesisir termasuk Bengkulu.
Nasrul mengemukakan pernyataan itu berdasarkan pendapat lima ahli kegempaan Jepang dengan fokus penelitian Pulau Mentawai di Sumatra Barat. Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, ancaman gempa bermagnitudo 8,9 di Kabupaten Kepulauan Mentawai,dan daerah sekitarnya memang ada. Untuk itu, masyarakat diminta untuk terus waspada dan tidak lengah untuk bisa meminimalisasi dampak negatif dari gempa yang bisa memicu tsunami itu. "Sampai akhir zaman ancaman itu ada. Itu sumber gempa tumbukan lempeng Indo-Australia dan Euroasia," ujar Daryono saat dihubungi Kompas.com, Senin (6/5). (
Perdana Putra)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli