KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,76% atau 47,85 poin ke level 6.241,80 pada Jumat (26/2). Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), mayoritas sektor saham di bursa memang memerah. Penurunan paling dalam dirasakan oleh saham sektor perindustrian yang melemah 3,25%. Setelahnya disusul saham sektor transportasi dan logistik yang melorot 3,11%. Ada juga saham sektor barang baku yang tertekan 1,52%. Analis Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christoper Jordan mengungkapkan, IHSG melemah terdorong aksi sell-off dipicu kekhawatiran naiknya yield obligasi Amerika Serikat (AS) yang signifikan. Pelemahan ini juga beriringan dengan pergerakan bursa Asia.
Asal tahu saja, hingga penutupan perdagangan Jumat (26/2), mayoritas bursa di ASEAN dan Asia Pasific memang memerah. Pelemahan paling dalam dirasakan oleh indeks Nikkei225 Jepang yang melorot 3,99%. Setelahnya disusul indeks HSI Hong Kong yang melemah 3,64%. Baca Juga: Ini 10 saham paling banyak dijual asing saat IHSG merosot, Jumat (26/2) Untuk perdagangan Senin (1/3), Dennies memproyeksikan, IHSG akan melanjutkan pelemahan dengan level support 6.182 hingga 6.124. Sementara itu, level resistance-nya berada di 6.300 hingga 6.360. "Secara teknikal, indicator stochastic membentuk deadcross di area overbought mengindikasikan tren pelemahan," ujarnya dalam riset yang diterima Kontan.co.id, Jumat (26/2) Lebih lanjut, Dennies menjelaskan, pergerakan IHSG akan dipengaruhi sentimen hasil voting DPR Amerika Serikat terkait stimulus. Sementara dari dalam negeri, investor akan mencermati rilis data manufaktur dan data inflasi. Di tengah IHSG yang diprediksi melanjutkan pelemahan, berikut saham-saham yang bisa dicermati: 1. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) Candlestick membentuk long white body setelah rebound, indikator stochastic membentuk goldencross mengindikasikan potensi melanjutkan penguatan. Analis menyarankan masuk saham ini di harga Rp 6.925 hingga Rp 7.050. Stop loss di Rp 6.850. Sementara target harganya di Rp 7.200 hingga Rp 7.325. 2. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)