KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah berpotensi menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (30/1). Nilai tukar rupiah melemah 0,25% ke Rp 14.985 per dolar AS di pasar spot pada Jumat (27/1). Menurut kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah berada di angka Rp 14.978 per dolar AS atau melemah 0,09% dari Rp 14.964 per dolar AS dari hari sebelumnya. Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, investor menantikan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) dan data non-farm payrolls (NFP) AS. Pergerakan rupiah berpotensi menguat apabila pada pertemuan FOMC tidak ada kejutan dari bank sentral AS Federal Reserve.
Dari domestik, pelaku pasar menanti rilis data inflasi Indonesia yang diperkirakan turun. "Inflasi yang menurun akan mendukung rupiah karena meredanya kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi," kata Lukman kepada Kontan.co.id, Minggu (29/1). Baca Juga: Rupiah Menguat, Kinerja Reksadana Dolar AS Positif Bernada serupa, Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, pelaku pasar akan wait and see keputusan moneter The Fed dalam pertemuan FOMC, Rabu (1/2). Gubernur The Fed Jerome Powell dan rekan-rekannya akan dihadapkan pada beberapa sinyal beragam tentang ekonomi. Tekanan inflasi akhirnya tampak moderat, tetapi itu terjadi karena permintaan goyah dan pertumbuhan ekonomi mulai kehilangan tenaga. Sementara itu, pasar tenaga kerja tetap sangat ketat. "Kekhawatiran para pembuat kebijakan adalah bahwa meskipun inflasi mereda, inflasi dapat kembali berayun kapan saja jika pasar kerja tetap sangat ketat," ucap Sutopo. Baca Juga: Permintaan SUN Diprediksi Makin Ramai Pekan Depan