KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangunan fasilitas pabrik pengolahan alias smelter tembaga dan pemurnian logam mulia atau precious metals refinery (PMR) milik PT Amman Mineral Internasional Tbk (
AMMN) terus bergulir. Alexander Ramlie, Direktur Utama AMMN mengatakan, per Mei 2023, kemajuan proyek smelter dan PMR milik AMMN masing-masing telah mencapai 58,5% dan 59,8% dari target penyelesaian, dengan penyelesaian mekanis ditargetkan rampung pada bulan Mei 2024. Pembangunan smelter diperkirakan akan terus berjalan sesuai jadwal, dengan target penyelesaian sebesar lebih dari 70% pada bulan Desember 2023. Setelah penyelesaian mekanis smelter pada bulan Mei 2024 (jika tidak ada
force majeure), AMMN akan fokus pada komisioning smelter dan memulai produksi katoda tembaga pertama sekitar 4 bulan sampai 5 bulan kemudian.
Baca Juga: Amman Mineral (AMMN) Genjot Produksi Emas dan Tembaga Tahun Ini Ketika proyek smelter selesai, AMMN berharap dapat memperoleh manfaat dari penghematan pajak, bea keluar yang lebih rendah, dan royalti yang lebih rendah. Pembangunan proyek smelter ini sejalan dengan agenda strategis Pemerintah Indonesia untuk hilirisasi industri. Asal tahu, smelter ini memiliki total kapasitas input sebesar 900.000 metrik ton per tahun yang berasal dari konsentrat tambang Batu Hijau dan tambang Elang di masa depan. Produksi smelter adalah katoda tembaga yang akan mencapai 222 kilo ton per tahun dan asam sulfat mencapai 830 kilo ton per tahun.
Sementara itu, PMR akan mendapatkan input slime anoda dari proses pemurnian di fasilitas smelter tembaga sebanyak 970 ton per tahun. Produk dari PMR antara lain 18 ton emas batangan, 55 ton perak batangan, dan 70 ton selenium per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .