Begini Proses Terjadinya Gempa Bumi yang Banyak Terjadi di Indonesia



KONTAN.CO.ID -  Indonesia merupakan salah satu negara yang cukup sering dilanda bencana alam gempa bumi dari yang skala kecil hingga besar. 

Letak geografis Indonesia yang berada di jalur Cincin Api Pasifik atau Ring of Fire, membuat negara kita rawan terjadi bencana alam seperti gempa Bumi.

Jika gempa yang terjadi berskala kecil, biasanya tidak menimbulkan kerusakan parah atau bahkan tidak terasa sama sekali. 


Namun jika gempa muncul dengan skala yang cukup besar, bisa menimbulkan kerusakan parah bahkan korban jiwa. 

Baca Juga: Link Buat Akun SSCASN BKN dan Cara Membuatnya untuk Daftar PPPK Teknis 2022

Agar lebih siap saat jika sewaktu-waktu terjadi gempa, ada baiknya jika kita mengetahui bagaimana proses terjadinya bencana alam ini. 

Merangkum dari situs Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, berikut ini proses terjadinya gempa bumi. 

Proses terjadinya gempa bumi

Ada beberapa faktor penyebab terjadinya gempa bumi, salah satunya pergerakan lempeng bumi yang memberikan efek getaran pada permukaan Bumi. 

Ketika terdapat gaya yang cukup besar yang berasal dari pergerakan lempeng, maka batuan di lempeng akan menegang. Akibatnya lempeng Bumi dapat berubah bentuk. 

Bahkan ketika gaya tersebut hilang lempeng dapat patah atau kembali ke bentuk semula sebelum munculnya gaya tersebut.

Batuan pada lempeng mengalami perubahan bentuk atau deformasi secara perlahan dalam jangka waktu tertentu. Ketika batuan tersebut mengeras/menegang maka energi potensialnya terus bertambah. 

Ketika lempeng bergerak atau patah, maka energi tersebut dilepaskan. Energi tersebut mengakibatkan terjadinya getaran yang merambat melalui material di dalam bumi lainnya. 

Semakin besar energi yang dilepaskan, maka getarannya akan semakin terasa.

Ketika lempeng patah menjadi dua bagian, maka masing-masing bagian akan bergerak menjauh. Daerah lempeng yang patah tersebut dinamakan (patahan/sesar). 

Sedangkan gelombang yang merambat sepanjang permukaan Bumi dan gelombang gempa Bumi disebut gelombang seismik. 

Baca Juga: 18 Tahun Tsunami Aceh, Ini Penyebab dan Tanda-Tanda Munculnya Tsunami

Sebuah titik pada kedalaman Bumi yang menjadi pusat gempa disebut hiposentrum. Permukaan Bumi yang berada di atas hiposentrum disebut episentrum.

Kekuatan gempa (magnitude) pada sebuah daerah dinyatakan dengan Skala Richter. Pengukuran kekuatan gempa didasarkan pada amplitudo atau grafik gelombang seismik di seismogram

Skala Richter menunjukkan besarnya energi gempa yang dilepaskan. Berdasarkan gempa yang terjadi sampai saat ini, rentang Skala Richter antara 1,0 – 10,0. 

Setiap kenaikan 1,0 skala, energi gempa yang dihasilkan 32 kali lebih besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News