KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten di pasar saham terpantau berada di pusaran politik. Misalnya, PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (
PMMP), emiten pengolahan udang yang terafiliasi dengan Kaesang Pangarep, yang baru-baru ini mengungkapkan akan melakukan aksi
private placement. Lalu, ada Grup MNC milik Hary Tanoesoedibjo, PT Indika Energy Tbk (
INDY), dan Grup bisnis milik Rosan Roeslani juga berada dalam pusaran hajatan politik di tahun 2024. Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani melihat, kinerja saham-saham tersebut tidak terpengaruh oleh sentimen para pemiliknya yang berada di pusaran politik.
“Kinerja tidak pengaruh pemiliknya dan potensi dari pemilu untuk jabatan dan status pemiliknya sudah di-
priced-in oleh pasar,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (12/12).
Baca Juga: Usai Melejit 82,73%, Begini Rekomendasi Saham Pilihan dari Sektor Infrastruktur Arjun pun mencontohkan harga saham INDY yang masih turun. Melansir RTI, Selasa (12/12), saham INDY sudah terkoreksi 46,7% sejak awal tahun. “Intinya hal itu tidak berpengaruh harga sahamnya dan untuk beberapa emiten karena sudah di-
priced-in,” paparnya. Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy bilang, pendanaan politik oleh politikus lewat Bursa biasanya akan terlihat jika sahamnya naik mendadak alias digoreng. “Namun, di saat yang bersamaan, sentimen tersebut tidak akan berdampak terhadap kinerjanya,” kata Budi kepada Kontan.co.id, Selasa (12/12).
Baca Juga: IHSG Menguat ke 7.125 Hari Ini (12/12), BBNI, BRPT, CUAN Paling Banyak Net Buy Asing Jika politikus terkait menang dalam pemilu, kemungkinan akan ada angin segar untuk bisnis emiten tersebut dan harganya bisa terbang. “Jika lawan politiknya yang menang, kinerja itu bisa runyam juga. Terutama, kalau ada kaitan dengan belanja negara atau lisensi atau konsesi,” papar dia. Meskipun ada sentimen terhadap kinerja para emiten, tetapi besaran pengaruhnya tidak boleh terlalu mencolok. Sebab, otoritas bursa akan minta penjelasan apabila ada
abnormality kinerja saham. “Namun, tiga saham tersebut punya tren turun atau belum dapat sentimen positif dari Pilpres 2024,” tutur dia.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,52% Hari Ini, Simak Proyeksi Untuk Rabu (13/12) Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan mengatakan, merupakan hal yang lazim jika politikus yang memiliki perusahaan memilih opsi pendanaan dari perusahaan yang dia miliki sesuai dengan mekanisme aturan hukum yang ada. Mekanismenya seperti kebijakan pembagian dividen atau si pemilik melakukan menjual saham yang dimiliki, sehingga porsi kepemilikan yang berkurang. “Mekanisme ini sah-sah saja dan tidak berdampak terhadap proses pemilu,” ujar dia kepada Kontan.co.id, Selasa (12/12). Sementara, dampak dari situasi ini lebih ke kinerja emiten. Sebab, kebijakan dividen tentu menyebabkan perubahan posisi keuangan (kas). “Sementara, penjualan saham (divestasi) mempengaruhi harga saham yang tercermin dari harga penjualan,
supply saham, dan persepsi pasar,” imbuh Alfred.
Baca Juga: IHSG Naik 0,52% ke 7.125 Pada Selasa (12/12), ARTO, GOTO, MEDC Top Gainers LQ45 Jika dilihat dari performa kinerja emiten-emiten tersebut di tahun ini, kinerja mereka mengalami penurunan hingga kuartal III 2023 mengalami penurunan secara tahunan. Namun, secara kondisi keuangan masih sangat baik dan sehat. “Valuasi yang dimiliki juga tergolong murah dengan
price to earning ratio (PE) di bawah 5 dan rasio
price to book value (PBV) di bawah 1 kali,” ungkapnya. Namun, baik Arjun, Budi, dan Arjun belum memberikan rekomendasi untuk emiten-emiten yang pemiliknya berada di pusaran hajatan politik. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie