Begini Prospek Reksadana Pendapatan Tetap dan Pasar Uang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Return reksadana pendapatan tetap dan pasar uang masih akan positif di tengah sikap hawkish Federal Reserve.

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan, apabila Fed meningkatkan suku bunga acuannya maka akan ada kekhawatiran mata uang rupiah akan melemah. Hal tersebut mengakibatkan tekanan pada obligasi pada umumnya, sehingga reksadana dengan aset dasar obligasi berpotensi tertekan.

"Namun Bank Indonesia (BI) telah mengantisipasi hal tersebut dengan penerbitan SRBI, dengan harapan investor asing tetap berinvestasi di Indonesia," kata Reza kepada Kontan.co.id, Kamis (31/8).


Dengan begitu, dia menilai kenaikan tingkat suku bunga dapat dijadikan kesempatan melakukan rebalancing. Reza mengatakan, investor bisa menambah ke reksadana pasar uang.

Baca Juga: The Fed Masih Hawkish, Begini Efeknya Bagi Reksadana Pendapatan Tetap dan Pasar Uang

Maklum, isi dari reksadana pasar uang lebih ke deposito sehingga apabila suku bunga naik bisa meningkatkan imbal hasil. Sementara rekdasana pendapatan tetap mayoritas diisi obligasi sehingga jika suku bunga naik imbal hasil tertekan.

Meski begitu, Reza meyakini fundamental Indonesia yang semakin baik memberikan kepercayaan investor asing untuk berinvestasi. Sehingga prospek berinvestasi pada reksadana pendapatan tetap masih akan menarik.

Direktur Panin Asset Management (Panin AM) Rudiyanto menyebut, kenaikan suku bunga acuan Fed masih memberikan dampak yang negatif dalam jangka pendek terhadap harga obligasi. Sehingga kinerja reksadana pendapatan tetap akan terpengaruh.

Rudiyanto memperkirakan, kinerja reksadana pendapatan akan tetap positif. Hal ini menilik pada kenaikan suku bunga Fed sejak Maret 2022.

Rudiyanto menuturkan, return reksadana pendapatan tetap Panin AM tertinggi di tahun 2022 adalah Panin Dana Pendapatan Utama yaitu 2,98%. "Dari awal tahun hingga 30 Agustus, produk reksadana pendapatan tetap juga masih memiliki return yang positif," sebutnya.

Baca Juga: Penempatan Investasi Taspen di Reksadana Menyisakan Kejanggalan

Sejumlah produk reksadana pendapatan tetap Panin AM, seperti Panin Gebyar Indonesia II tumbuh 7,25%. Lalu, Panin Dana Utama Plus 2 tumbuh 5,02%, Panin Dana Pendapatan Berkala (plus bagi hasil) 3,37%, dan Panin Dana Pendapatan Utama naik 3,24%.

Secara keseluruhan, Rudiyanto menilai prospek return reksadana pendapatan tetap dan pasar uang masih bagus hingga akhir tahun 2023. Hal ini dikarenakan Indonesia berhasil menurunkan tingkat inflasi di level 3,08% dan pemerintah saat ini juga memiliki SILPA yang besar sehingga memungkinkan Kementerian Keuangan untuk menurunkan suplai obligasi.

"Dengan demikian, kami menilai yield wajar untuk obligasi di 2023 berpotensi ke 5,5%-6%, lebih rendah dari sebelumnya 5,75%-6,25%," kata Rudiyanto.

Sementara untuk pasar uang, mendekati akhir tahun kenaikan bunga dan penawaran ORI yang sangat sering, telah memberikan tekanan likuiditas terhadap perbankan, sehingga ada potensi kenaikan bunga deposito. Hal tersebut yang akan membantu reksadana pasar uang untuk mendapatkan bunga deposito yang lebih baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati