KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia kembali mencatatkan inflasi di September tahun ini. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan angka inflasi September 2022 sebesar 1,17%. Sementara inflasi secara tahunan sebesar 5,95%. Kenaikan inflasi dinilai menjadi momok yang membayangi sektor barang konsumsi. Analis Ciptadana Sekuritas Asia Putu Chantika Putri mengatakan, sektor ini menghadapi tantangan berupa lonjakan inflasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Inflasi utama diperkirakan akan mencetak level sekitar 6% di 2022, lebih tinggi dari target bank sentral sebelumnya di kisaran 2% -4%. Tingginya inflasi domestik tersebut banyak dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan pangan yang bergejolak serta kenaikan harga BBM yang diikuti oleh kenaikan tarif ojek online. Kenaikan harga yang tidak merata akan mengurangi daya beli dan mempengaruhi pola pengeluaran konsumen.
UNVR Chart by TradingView Berdasarkan rekomendasi ini, Kementerian Keuangan memperkirakan objek cukai baru akan memberikan pendapatan tambahan mulai dari Rp 2,7 triliun hingga Rp 6,25 triliun per tahun bagi negara. Dengan asumsi ini, minuman kemasan manis akan dikenakan pajak berdasarkan kadar gula dengan tarif cukai berkisar antara Rp 1.500 sampai dengan Rp 2.500 per liter. Analis BRI Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto menyebut, minuman berpemanis berkontribusi kurang dari 5% dari total pendapatan emiten barang konsumsi dalam cakupannya. Berdasarkan asumsi penerapan cukai sebesar Rp 1.500 hingga Rp 2.500 per liter, Natalia memperkirakan harga jual beberapa minuman kemasan manis dapat meningkat dari 3% sampai 29%. “Menurut hemat kami, penerapan cukai minuman berpemanis akan memakan waktu yang cukup lama menyusul perlunya pengaturan lebih lanjut untuk penerapannya.,” tulis Natalia, Jumat (7/10) BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rating overweight terhadap sektor barang konsumsi. Adapun rekomendasi di sektor ini buy saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dengan target harga Rp 5.500, beli saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dengan target harga Rp 10.100, buy saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dengan target harga Rp 1.900, dan buy saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dengan target harga Rp 7.600. Selain itu, Natalia juga merekomendasikan beli saham PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dengan target harga Rp 2.200 dan hold saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dengan target harga Rp 800. Baca Juga: IHSG Anjlok, Asing Banyak Menadah Saham-saham Ini dalam Sepekan Sementara itu, Ciptadana Sekuritas meningkatkan rating sektor barang konsumsi menjadi overweight dari sebelumnya netral. Rating ini didukung oleh ekspektasi melemahnya harga komoditas dan kemampuan perusahaan fast moving consumer goods (FMCG) untuk mengatasi inflasi. Saham ICBP menjadi pilihan seiring pricing power domestiknya yang kuat. Saham MYOR juga menjadi pilihan karena kemampuannya dalam melakukan hedging alami dalam hal menghadapi risiko valas. Ciptadana Sekuritas merekomendasikan beli saham ICBP dengan target harga Rp 11.000 per saham dan beli saham MYOR dengan target harga Rp 2.100 per saham. Ciptadana Sekuritas juga merekomendasikan beli saham INDF dengan target harga Rp 7.500 per saham dan hold saham UNVR dengan target harga Rp 4.900 per saham. “Risiko dari rekomendasi ini diantaranya penurunan dalam sentimen konsumen yang menyebabkan permintaan penjualan yang lebih rendah, kenaikan biaya operasional, serta depresiasi nilai tukar rupiah,” terang Chantika kepada Kontan.co.id, Jumat (14/10). Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor: Anna Suci Perwitasari