KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk masih optimis bisa mengejar rencana bisnis bank (RBB) yang telah ditetapkan. Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyatakan berdasarkan riset Mandiri Institute, PPKM darurat pada Juli 2021 telah menunjukkan penurunan daya beli masyarakat. “Walaupun terlihat pada masa PPKM darurat ini ada penurunan. Kaitan kinerja Bank Mandiri sampai semester 1-2021. kita melihat prospek yang tetap baik, artinya kami optimis untuk bisa delivery kinerja sesuai RBB 2021,” ujar Darmawan pada paparan kinerja pada Kamis (29/7). Ia menyatakan, bank mandiri memiliki portofolio guideline yang mengatur batasan eksposur kredit ke sektor-sektor industri. Manajemen akan mengacu pada pedoman ini untuk mendorong pertumbuhan kredit sekaligus menjaga kualitas aset.
Baca Juga: Bank masih terus memupuk pencadangan sebagai upaya memitigasi resiko Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar bilang bank akan menyasar pertumbuhan kredit pada sektor yang cepat tumbuh dan high demand saat normal dan pandemi. Ia mencontohkan sektor pertanian dan perkebunan, telekomunikasi, makanan dan minuman, jasa kesehatan, serta pendidikan. “Kemudian mendorong sektor unggulan di wilayah seperti makanan dan properti di provinsi penghasil komoditas yang memiliki peluang tumbuh lebih baik. Dengan strategi itu, kami berharap penyaluran kredit bank mandiri bank only dapat tumbuh middle single sekitar sekitar 6% yoy,” tambah Sandra. Adapun Direktur Manajemen Risiko Ahmad Siddik Badruddin menyatakan telah menghitung dampak PPKM terhadap kualitas kredit hingga penghujung tahun. Berdasarkan skenario yang ada, perhitungan itu sudah sejalan dengan rencana kerja bank yang telah ditetapkan. Termasuk melihat program pemulihan ekonomi nasional yang berjalan dengan baik dan vaksinasi akan terlaksana kondusif. Begitupun dengan menambahkan kredit yang telah direstrukturisasi akan berisiko tinggi masuk ke dalam kategori kredit gagal bayar. Baca Juga: Laba Bank Mega tumbuh 32% jadi Rp 1,56 triliun pada semester I