Begini proyeksi kinerja Aneka Tambang (ANTM) dengan kenaikan harga nikel



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laba PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) meningkat 3,8% secara kuartalan. Kenaikan tipis ini lantaran terjadi kenaikan beban operasional sebesar 41,8% dan penurunan pendapatan lain-lainnya. 

Meski demikian, ANTM pada kuartal III tahun ini masih membukukan kenaikan pendapatan 14,8% secara kuartalan. Kenaikan pendapatan karena harga feronikel dan kenaikan penjualan emas yakni masing-masing naik 5,7% dan 10,1%. 

Pertumbuhan pendapatan mampu melampaui kenaikan beban pokok pendapatan sebesar 10,9%. Akibatnya, gross profit margin ANTM masih tumbuh 230bps menjadi 21,4%. 


Namun, rasio belanja operasional pada kuartal III tahun 2021 lebih tinggi yakni 12,5% dari kuartal II tahun ini sebesar 10,0%. Efeknya margin laba operasional ANTM tertekan 20bps menjadi 8,9%. 

Baca Juga: Tak bergerak, harga emas Antam hari ini ada di Rp 955.000 per gram pada Senin (15/11)

ANTM juga harus mengalami penurunan pendapatan lain-lain sebesar 97,9%. Net profit margin (NPM) terkontraksi sebesar 60bps menjadi 6,0%.

Analis Ciptadana Sekuritas Thomas Radityo dalam riset 15 November 2021 menjelaskan, pendapatan ANTM selama sembilan bulan di tahun ini sedikit meleset dari ekspektasi. Meskipun, kinerja kuartal III tahun ini melemah, pertumbuhan bottom-line ANTM dalam sembilan bulan di tahun ini masih luar biasa yakni melonjak  104,7% menjadi Rp 1,7 triliun. 

Thomas mengatakan, realisasi ini memenuhi 69,1% dari perkiraan tahun 2021 dan 70,9% dari konsensus. Lonjakan laba bersih didorong peningkatan signifikan penjualan bijih nikel yang tumbuh hampir lima kali lipat menjadi 5,8 juta ton dari 1,2 juta ton pada sembilan bulan di tahun 2021. 

Pertumbuhan pendapatan melonjak 46,8% secara tahunan terutama disebabkan peningkatan penjualan emas 33,7%. Tak hanya itu, penjualan bijih nikel juga melonjak 375,9%. Realisasi ini melebihi ekspektasi Ciptadana Sekuritas yang memenuhi 93,8% dari perkiraan tahun ini. 

"Namun, lonjakan beban pendapatan naik 41,0% dengan opex naik 90,5% membebani laba usaha hanya tumbuh sebesar 63,0% menjadi Rp 2,3 triliun atau sebesar 72% dari perkiraan target kami dan masih sesuai dengan harapan kami," kata Thomas. 

Apalagi, beban pajak yang tumbuh lebih dari 2 kali lipat makin membebani laba. Karena itu, Ciptadana Sekuritas merevisi pendapatan pada tahun ini hingga tahun 2023. 

Pada tahun ini, Ciptadana Sekuritas memperkirakan pendapatan ANTM akan mencapai Rp 35,36 triliun, angka ini dikerek dari proyeksi sebelumnya sebesar Rp 28,21 triliun. Sementara itu pada tahun depan, pendapatan ANTM bisa mencapai Rp 35,79 triliun dari perkiraan sebelumnya Rp 30,68 triliun. 

Baca Juga: Harga emas diproyeksi stabil hingga tahun depan, sentimen positif bagi ANTM

Sedangkan laba bersih diperkirakan menurun menjadi Rp 2,37 triliun di tahun ini dari proyeksi sebelumnya Rp 2,48 triliun. Pada tahun depan proyeksi laba bersih ANTM juga dipangkas dari Rp 3,52 triliun menjadi Rp 2,95 triliun. 

Proyeksi ini mengikuti kinerja segmen bijih nikel yang lebih baik dari yang diharapkan. "Kami meningkatkan proyeksi harga jual rata-rata bijih nikel  pada tahun ini hingga tahun dengan 2023 sebesar 22,2% menjadi Rp 55/wmt," kata Thomas. 

Ciptadana Sekuritas juga mengangkat proyeksi produksi emas volume penjualan emas. Pada tahun ini, Antam diperkirakan bisa memproduksi emas sebanyak 1.500 kg dengan volume menjualan 22.679 kg. Di tahun 2022, produksi emas Antam diproyeksi bisa mencapai 1.725 kg dan tahun 2023 sebanyak 2.036 kg. 

Volume penjualan ANTM diperkirakan bisa mencapai 21.999 kg pada tahun 2022 dan 20.899 kg pada 2023. Thomas juga memangkas proyeksi produksi dan volume penjualan bauksit pada tahun 2021 menjadi 1.570.000 wmt dan 1.366.000 wmt. Untuk tahun 2022, produksi bauksit diperkirakan bisa mencapai 1.649.000 wmt dan volume penjualan bauksit 21.999.000 wmt. 

Meski demikian, Antam diperkirakan masih mengalami kenaikan biaya pada tahun 2021-2023. "Kami menaikkan tarif pajak menjadi 30% pada tahun 2021-2023 dan mengubah perkiraan pendapatan kami yang lain untuk mencerminkan yang lebih tinggi dari yang diharapkan kinerja pendapatan JV," terang Thomas. 

Karena itu, Thomas mempertahankan rekomendasi BUY saham ANTM dengan target Rp 3.350 per saham. Target ini lebih rendah dari proyeksi sebelumnya di Rp 3.500 per saham. 

Potensi kerugian Aneka Tambang bisa terjadi jika kembali terjadi volatilitas harga nikel dan pelonggaran pembatasan ekspor bijih nikel. Selain itu, risiko yang bisa dialami oleh Antam adalah keterlambatan proyek smelter mempengaruhi volume produksi feronikel dan gangguan operasional yang mengakibatkan penurunan produksi dan target penjualan.

Baca Juga: Kinerja bisnis Antam semakin mengkilap di tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana