KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan fintech peer to peer (P2P) lending menyampaikan proyeksi penyaluran pinjaman jelang momen liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) tahun ini. Fintech peer to peer (P2P) lending Maucash menjelaskan, saat liburan Nataru, pertumbuhan pencairan pinjaman dari Maucash tumbuh lebih dari 27% dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Baca Juga: Penyaluran Pinjaman Akseleran Capai Rp 2,7 Triliun hingga November 2024 Direktur Marketing Maucash Indra Suryawan mengatakan, pihaknya optimistis pertumbuhan penyaluran pinjaman bisa terjadi hingga akhir tahun ini. "Biasanya, kenaikan didorong oleh segmen produktif, khususnya di industri otomotif dan kreatif. Pertumbuhan kreditnya relatif lebih tinggi dibanding industri lain," kata Indra kepada Kontan, Kamis (19/12). Sejauh ini, Indra bilang pertumbuhan pendanaan cenderung meningkat akhir-akhir. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh kebutuhan industri retail meningkat Nataru. "Kebutuhan konsumen retail yang meningkat ini berdampak positif pada sektor produktif," tuturnya.
Baca Juga: 4 Perusahaan Ditutup Pada 2024, Ini 97 Pinjol Legal Resmi Terdaftar OJK Per Desember Sampai saat ini, Maucash mengklaim penyaluran pinjaman terjadi peningkatan sebesar 19% secara tahunan atau year (YoY). Sayangnya ia tidak merinci berapa nilai penyaluran pinjaman itu. "Kami akan tetap mempertahankan proses prudence dan kehati hatian, kami juga akan melakukan intensifikasi serta ekstensifikasi penetrasi di industry didalam maupun diluar Astra Group ekosistem," ucapnya. Perusahaan fintech lending, PT Akselerasi Usaha Indonesia (Akseleran) menyampaikan bahwa tren penyaluran pinjaman perusahaan saat momen liburan Nataru cenderung flat. "Di periode Nataru, kami biasanya flat. Yang biasanya naik itu yang banyak porsi pinjaman konsumtifnya, kalau diproduktif flat," kata Group CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan kepada Kontan, Kamis (19/12).
Baca Juga: Ekonomi RI Diramal Tumbuh 5% di 2025, Ini Sektor yang Bisa Jadi Andalan Untuk sepanjang tahun ini, Akseleran merevisi target penyaluran pinjaman lantaran permintaan yang tak sesuai harapan. Ivan mengatakan target awal untuk penyaluran pinjaman di sepanjang tahun ini senilai Rp 3,4 triliun. Namun, permintaan pinjaman belum sebesar yang diekspektasikan perusahaan. sSampai dengan November 2024, penyaluran pinjaman perusahaan tercatat senilai Rp 2,7 triliun. Nilai ini meningkat tipis sekitar 7% secara tahunan (YoY). Di sisi lain, outstanding pembiayaan perusahaan tercatat senilai Rp 700 miliar sampai dengan akhir November 2024. Adapun jika dibandingkan dengan outstanding pembiayaan perusahaan pada akhir tahun 2023 yang senilai Rp 540 miliar, nilai ini tumbuh sebesar 25%. Asal tahu saja, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat laba industri fintech peer to peer (P2P) lending tercatat terus meningkat dari Rp 806,05 miliar per September 2024 menjadi sebesar Rp 1,1 triliun per Oktober 2024.
Baca Juga: Bunga Pinjol Di P2P Berizin Akan Turun Mulai 2025, Berlaku Di Perusahaan Legal Peningkatan laba tersebut karena adanya peningkatan pendapatan operasional yang disertai dengan efisiensi dari beban operasional. Secara month to month (MtM), laba fintech lending per Oktober 2024 meningkat sebesar 35,8%, jika dibandingkan nilai per September 2024 yang sebesar Rp 806,05 miliar. Secara tahunan, laba fintech lending per Oktober 2024 meningkat sebesar 139,13%, jika dibandingkan dengan nilai per Oktober 2023 yang sebesar Rp 460,78 miliar.
Secara kinerja, OJK mencatat outstanding pembiayaan fintech P2P lending per Oktober 2024 mencapai Rp 75,02 triliun. Pencapaian per Oktober 2024 tumbuh sebesar 29,23% YoY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto