Begini Proyeksi Pergerakan Rupiah untuk Hari Ini (18/12)



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rupiah berada dalam euforia pasca The Fed menyampaikan pandangan suku bunga di tahun 2024. Pergerakan rupiah kemungkinan terbatasi pernyataan hawkish dari salah satu Pejabat The Fed.

Research And Development PT Handal Semesta Berjangka Alwy Assegaf mengatakan bahwa pasar nampaknya masih euforia terhadap putusan The Fed di FOMC, Rabu (13/12). Seperti diketahui, The Fed mempertahankan suku bunga sekaligus mengisyaratkan adanya pemangkasan suku bunga sebanyak 3 kali pada 2024.

“Pasar masih diliputi euforia sikap The Fed yang lebih lunak dalam kebijakan suku bunganya,” kata Alwi kepada Kontan.co.id, Jumat (15/12).


Dari eksternal maupun internal, Alwi mencermati, tidak ada data ekonomi baru yang akan mengejutkan pasar berkaitan dengan kebijakan moneter. Sehingga, pandangan pelaku pasar terhadap The Fed diperkirakan tidak akan berubah.

Baca Juga: Sejumlah Tantangan Ini Berpotensi Hambat Masuknya Dana Asing ke RI pada 2024

Hanya saja, Pengamat Mata Uang dan Komoditas Lukman Leong mencermati, rupiah berpotensi melemah di perdagangan awal pekan seiring penguatan dolar Amerika Serikat (AS).

The greenback berbalik menguat di akhir pekan, setelah pernyataan dari Presiden Fed Wilayah New York John Williams yang menentang adanya ekspektasi penurunan suku bunga.

“Rupiah diperkirakan melemah terhadap dolar AS, setelah pernyataan dari Williams yang hawkish akan prospek suku bunga The Fed,” jelas Lukman saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (17/12).

Lukman menuturkan, investor akan tertuju pada pernyataan hawkish pejabat tersebut. Apalagi, tidak ada data ekonomi penting dari dalam maupun luar negeri pada hari Senin.

Nilai tukar rupiah, Lukman menyoroti, memang bergerak menguat usai Gubernur The Fed Jerome Powell bersikap dovish. Powell memberikan sinyal akan pemangkasan suku bunga 3 kali di tahun depan.

Alwi turut melihat, pergerakan rupiah berbalik arah sesaat mendengar pengumuman The Fed mempertahankan suku bunga di kisaran 5,25% - 5,5% dan menyampaikan pandangan untuk kebijakan moneter di tahun 2024. Ditambah lagi,  nilai tukar rupiah merespon surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar US$ 2,41 juta.

“Data neraca perdagangan disambut positif oleh pasar, terutama sikap bank sentral AS yang diperkirakan mulai pangkas suku bunganya,” imbuh Alwi.

Baca Juga: Begini Rekomendasi Saham yang Bisa Dicermati untuk Hari Ini (18/12)

Alwi memperkirakan rupiah cenderung menguat di kisaran Rp 15.545 per dolar AS – Rp 15.450 per dolar AS di perdagangan hari ini (18/12). Sedangkan, Lukman memprediksi rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 15.450 per dolar AS – Rp 15.550 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, rupiah spot ditutup pada level harga Rp 15.492 per dolar AS di perdagangan akhir pekan (15/12). Dalam sepekan, rupiah spot menguat sekitar 0,16% daripada posisi akhir pekan lalu di Rp 15.517 per dolar AS.

Sementara itu, rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) ditutup di posisi Rp 15.503 per dolar AS, Jumat (15/12). Secara mingguan, rupiah jisdor melemah sekitar 0,01% dari posisi Rp 15.500 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari