Begini Rasanya Menggunakan WiFi Starlink Milik Elon Musk di Dalam Pesawat



KONTAN.CO.ID - Elon Musk terbang secara virtual pada awal pekan lalu saat ia bergabung dalam panggilan video di dalam penerbangan pertama Qatar Airways yang dilengkapi Starlink. Panggilan video itu bertujuan untuk memamerkan layanan internet berkecepatan tinggi di dalam pesawat. 

Melansir Fox Business, dalam momen yang menjadi terobosan dalam perjalanan udara, Musk terhubung dari rumahnya dengan CEO maskapai, Badr Mohammed Al-Meer, selama Penerbangan QR1 dari Doha ke London Heathrow.

Dalam video tersebut dapat terlihat bahwa koneksi internet Starlink tampak stabil dan komunikasi berjalan lancar. 


Mohammed Al-Meer juga sempat membagikan bagaimana situasi di dalam pesawat saat berkomunikasi dengan Musk. Dia juga sempat memamerkan ruang kokpit pesawat di mana ada pilot dan co-pilot yang sedang serius menerbangkan pesawat.

Musk menanggapi hal tersebut dengan mengatakan koneksi internet Starlink saat ini belumlah maksimal. 

"Ke depannya, saya meyakinkan bahwa kualitas (Starlink) akan terus membaik dan membaik karena perusahaan akan terus memperbaiki layanan," jelas Musk.  

Informasi saja, Qatar Airways memperkenalkan Wi-Fi Starlink di salah satu pesawatnya, Jet Boeing 777, awal minggu lalu.

Jet Boeing 777 menyelesaikan penerbangan jarak jauh dari Doha ke London pada hari Selasa, dan menjadikannya yang pertama di maskapai tersebut yang memberikan layanan internet berbasis satelit dari Starlink milik SpaceX yang dipimpin Elon Musk.

Baca Juga: Elon Musk Bertarung Melawan Miliarder India untuk Rebutkan Spektrum Internet Satelit

"Starlink kini tersedia di 777 untuk pertama kalinya dan akan segera tersedia untuk semua penumpang yang terbang dengan @QatarAirways!" Starlink mengatakan dalam sebuah posting X pada hari Selasa tentang penerbangan perdana tersebut.

Menurut maskapai tersebut, pesawat dan penerbangan pertama Qatar yang dilengkapi Starlink merupakan bagian dari inisiatif yang dilakukan maskapai untuk memperkenalkan teknologi tersebut ke seluruh armadanya dan menawarkannya kepada penumpang.

Qatar Airways mengatakan dalam siaran pers bahwa mereka adalah maskapai terbesar dan pertama di kawasan MENA yang menawarkan internet Starlink berkecepatan sangat tinggi dan latensi rendah kepada penumpang.

Maskapai lain seperti United Airlines, Hawaiian Airlines, Air France, dan Air New Zealand juga telah bermitra dengan Starlink untuk menawarkan Wi-Fi dalam pesawat. Beberapa kapal pesiar juga menggunakan Starlink.

Musk dan CEO Qatar Airways Group Badr Mohammed Al Meer berbicara tentang Starlink selama panggilan video yang memanfaatkan internet Starlink di pesawat. Al Meer sedang berada di udara saat panggilan itu berlangsung, bersama dengan Ketua Qatar Tourism Saad Bin Ali Al Kharji. Qatar Airways memberikan rekaman panggilan tersebut kepada FOX Business.

Qatar Airways mengatakan Boeing 777 yang dilengkapi Wi-Fi Starlink akan beroperasi pada rute tertentu saat maskapai tersebut melanjutkan rencana peluncurannya. Penumpang dapat menggunakan layanan tersebut tanpa biaya.

Baca Juga: Vietnam Pertimbangkan Rencana Investasi Space X US$ 1,5 Miliar

Starlink akan tersedia pada belasan pesawat Boeing 777-300 Qatar Airways sebelum akhir tahun, kata maskapai tersebut. Hal ini menandai peningkatan dari target sebelumnya sebanyak tiga unit pesawat.

Menurut maskapai tersebut, penumpang Qatar Airways dapat melihat internet Starlink di semua pesawat Boeing 777 milik maskapai tersebut pada tahun 2025. 

Armada komersial maskapai tersebut mencakup model Airbus seperti A320, A350, dan A380 serta model Boeing seperti 777, 737 MAX, dan 787.

"Internet berkecepatan tinggi dan latensi rendah adalah masa depan konektivitas penerbangan, dan kami gembira dapat bekerja sama dengan Qatar Airways untuk mulai menerbangkan Starlink pada armada mereka pada akhir tahun ini," kata Wakil Presiden Teknik Starlink Mike Nicolls saat itu.

Menurut Starlink, layanan internet berbasis satelit milik anak perusahaan SpaceX tersebut digunakan di lebih dari 100 negara berbeda oleh beberapa juta orang.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie