KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA) memiliki peluang dalam menghadapi memburuknya situasi ekonomi global. Dengan fundamental yang kuat, BBCA menarik minat investor. Analis Maybank Sekuritas, Jeffrosenberg Chenlim & Faiq Asad, berpendapat bahwa BBCA akan mendapat manfaat dari fenomena
flight-to-quality, yaitu ketika investor menjual investasi berisiko tinggi dan membeli investasi yang lebih aman. Kepercayaan investor terhadap krisis perbankan global membuat BBCA menjadi pilihan yang aman bagi deposan yang memprioritaskan keamanan pengembalian. BBCA memiliki kualitas aset yang kuat dan cadangan modal yang signifikan, dengan indikator CET1 sebesar 25,9% dan CAR sebesar 26,8%.
Baca Juga: Bank Central Asia Masih Memiliki Prospek Pertumbuhan Kinerja Bagus pada Tahun Ini Maybank Sekuritas meningkatkan perkiraan pertumbuhan simpanan BBCA di tahun ini menjadi 10,1%
year on year (YoY) dari sebelumnya 8% YoY. Pada tahun 2022, total pinjaman Bank BCA naik 11,7% YoY menjadi Rp 711 triliun, didorong oleh pertumbuhan pinjaman pada tiga jenis sektor, yaitu korporasi sebesar 12,5%, komersial & UKM sebesar 10,1%, serta konsumen sebesar 11,7%. Selain itu, perbaikan kualitas kredit mengurangi restrukturisasi pinjaman sebesar 24,6% YoY dan Non Performing Loan (NPL) turun menjadi 1,7% pada 2022 dari 2,2% di tahun 2021.
Dukungan dari laba bersih yang tinggi sebesar Rp 40,7 triliun, didorong oleh kualitas aset yang lebih tinggi dan peningkatan margin bunga bersih (
Net Interest Margin/NIM), membuat Maybank Sekuritas mengubah rekomendasi dari
sell menjadi
hold untuk BBCA. Ini didasarkan pada
return on equity (RoE) yang lebih tinggi sebesar 19,3%, yang merupakan indikator penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen. Jeffrosenberg merekomendasikan
hold pada BBCA dengan target harga di Rp 9.000 per saham, dengan perkiraan laba emiten bank swasta tersebut sebesar Rp 44,5 triliun pada tahun ini.
Baca Juga: Asing Gelontorkan Rp 882 Miliar Saat IHSG Terkoreksi, Cermati Saham yang Diborong Proyeksi Maybank Sekuritas juga menunjukkan peningkatan imbal hasil pinjaman (
yield) pada tahun 2023 dan 2024 menjadi 6,6% dan 6,7% dari 6,5% pada tahun 2022. Sementara itu, biaya dana diproyeksikan meningkat menjadi 0,9% dan 1,0% dari 0,8% di 2022. Dengan perkiraan imbal hasil pinjaman yang lebih tinggi, NIM Bank BCA tahun 2023 dan 2024 diperkirakan naik menjadi 5,7% dan 5,8% dibandingkan dengan 5,3% pada tahun 2022. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari