KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja pendapatan pra penjualan alias
marketing sales emiten properti diproyeksikan masih akan bertumbuh di semester II 2024. Asal tahu saja, sejumlah emiten properti mencatatkan
marketing sales yang cukup tinggi di semester I lalu. PT Bumi Serpong Damai Tbk (
BSDE) mencatatkan
marketing sales sebesar Rp 4,84 triliun di semester I-2024. Raihan itu setara dengan 51% dari target pra penjualan di tahun 2024 yang sebesar Rp 9,5 triliun. “Kami optimistis bahwa dengan dukungan dari program penjualan kami dan kebijakan pengembalian PPN sepanjang tahun 2024, BSDE akan mencapai target pra penjualan sebesar Rp 9,50 triliun pada akhir tahun 2024,” ujar Direktur BSDE Hermawan Wijaya dalam keterangan tertulis.
PT Ciputra Development Tbk (
CTRA) mencatatkan
marketing sales sebesar Rp 6,08 triliun pada semester I 2024. Ini naik 19% secara tahunan dan mencakup 54,77% dari target
marketing sales di tahun 2024. PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (
PANI) mencatatkan
marketing sales sebesar Rp 3,3 triliun di semester I 2024. raihan itu setara dengan 60% dari target PANI di tahun 2024 yang sebesar Rp 5,5 triliun.
Baca Juga: Ini Rekomendasi Saham Pilihan dan Proyeksi IHSG untuk Hari Ini (26/8) PT Metropolitan Land Tbk (
MTLA) mencatatkan
marketing sales sebesar Rp 820 miliar hingga Juni 2024. Raihan itu setara dengan 43% dari target di tahun 2024 yang sebesar Rp 1,9 triliun. Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda mengatakan, PANI menjadi emiten yang berhasil mengantongi target raihan
marketing sales tertinggi di semester I, yaitu 60% dari target tahun 2024. Lalu, disusul BSDE sebesar 51% dari target tahun 2024 dan MTLA 43%. Sentimen positif yang mempengaruhi raihan
marketing sales per semester I ini yaitu adanya insentif pemerintah PPN DTP 100% hingga akhir Juni 2024. “Sementara, sentimen negatifnya adalah suku bunga Indonesia yang tinggi, sehingga bunga kredit tinggi dapat melemahkan daya beli,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (23/8). Vicky melihat, prospek raihan
marketing sales emiten properti di semester II 2024 berpeluang untuk mencapai target di 2024. Hal itu didorong oleh strategi-strategi emiten properti untuk meraih target
marketing sales masing-masing, yang disertai dengan masih ada insentif PPN DTP 50%. “Suku bunga Indonesia yang masih tinggi pun masih menjadi sentimen negatif untuk emiten properti di semester II,” ungkapnya. Vicky pun merekomendasikan
profit taking untuk SMRA atau
hold dengan target resistance terdekat di Rp 650 - Rp 660 per saham. BSDE dan PWON direkomendasikan
wait and see terlebih dulu. Research Analyst Phintraco Sekuritas Nurwachidah melihat, emiten properti secara keseluruhan masih mencatatkan pertumbuhan marketing sales secara tahunan. CTRA menjadi emiten properti dengan pencapaian serta pertumbuhan
marketing sales yang tertinggi di semester I. Lalu, disusul BSDE dan SMRA.
Sentimen pendorong raihan
marketing sales emiten properti di semester I adalah peningkatan penjualan properti pascapemilu, insentif PPN Ditanggung Pemerintah 100%, backlog kepemilikan rumah di Indonesia, serta pemulihan kualitas pertumbuhan ekonomi pasca pandemi. “Sementara, suku bunga yang tinggi masih membayangi emiten properti di semester I 2024,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (23/8). Nurwachidah melihat, aset hunian masih memiliki prospek yang baik di semester II-2024. Ini seiring dengan berbagai katalis positif, salah satunya PDB Indonesia yang tumbuh 139 bps
year on year (yoy) pada kuartal I 2024, dari 5,04% YoY di kuartal I 2023 menjadi 5,11% YoY di kuartal I 2024. Dari data ini, sektor properti dan real estate berkontribusi sebesar 7,34% terhadap PDB kuartal I 2024 tersebut. Selain itu, tingkat pengangguran di Indonesia juga dalam tren penurunan dan lebih rendah dibandingkan level pra Covid. Pada Februari 2024 sebesar 4,82% YoY, sementara pada Februari 2019 sebesar 5,01% YoY. Gini ratio di Maret 2024 sebesar 0,329 versus 0,382 YoY di Maret 2019.
Hal ini menunjukkan bahwa pemulihan pertumbuhan ekonomi didukung pemulihan kualitas pertumbuhan pascapandemi. Kondisi ini mendukung potensi peningkatan kemampuan masyarakat indonesia dalam memenuhi kebutuhan residensial. ”Selain itu insentif PPN DTP yang masih ada di semester II juga masih dapat menjadi katalis yang positif meskipun mengalami penurunan persentase,” tuturnya. Nurwachidah pun merekomendasikan beli untuk BSDE dengan potensi
fair value Rp 1.300 per saham, CTRA dengan potensi
fair value Rp 1.390 per saham, dan SMRA dengan potensi
fair value Rp 705 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari