Begini Rekomendasi Saham GOTO, BUKA dan BELI di Tengah Kinerja yang Mulai Membaik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten teknologi yang bergelut di usaha e-commerce mampu mencetak pertumbuhan pendapatan. Sejalan dengan itu, para emiten juga berhasil memangkas kerugian yang dideritanya.

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dan PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan. Namun lonjakan pendapatan tertinggi berhasil diraih oleh GOTO.

Melansir laporan keuangan per 31 Maret 2024, GOTO mengantongi pendapatan sebesar Rp 4,07 triliun. Ini mengembang 22,4% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 3,33 triliun.


Dari sisi bottom line, penyusutan rugi bersih GOTO belum setinggi dua emiten lainnya. Rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 861,91 miliar atau turun 77,68% YoY.

Direktur Keuangan Grup GoTo Jacky Lo menyampaikan saat ini GOTO sudah berada di jalur yang tepat untuk mempertahankan pedoman EBITDA yang disesuaikan positif untuk tahun buku 2024.

Baca Juga: Ini Jawara Pertumbuhan Pendapatan dan Laba Bersih Emiten Indeks LQ45

"Kami akan tetap berinvestasi dengan hati-hati, mempertahankan pengelolaan beban usaha secara disiplin, seiring langkah mempertahankan pertumbuhan bisnis jangka panjang," jelas dia belum lama ini.

Kemudian Bukalapak.com mampu meraih pendapatan bersih senilai Rp 1,16 triliun di kuartal I-2024. Dibandingkan periode yang sama di 2023, raihan itu tumbuh 16,18% dari Rp 1 triliun.

Rugi nilai investasi BUKA yang sudah dan belum terealisasi neto terpantau menyusut 46,36% YoY menjadi Rp 342,02 miliar per kuartal I-2024. Pada periode yang sama di 2023 mencapai Rp 783,73 miliar

Alhasil, rugi bersih Bukalapak mencapai Rp 41,97 miliar yang menyusut 95,83% YoY. Sebagai pembanding pada periode Januari–Maret 2023, rugi bersih BUKA mencapai Rp 1 triliun.

Presiden Bukalapak Teddy Oetomo bilang BUKA akan terus fokus untuk mencapai tujuan pertumbuhan dan keuntungan yang berkelanjutan di kuartal-kuartal mendatang.

"Sambil terus memanfaatkan peluang pertumbuhan dalam bisnis Mitra Bukalapak, gaming, dan e-retail Bukalapak. Pencapaian ini merupakan buah dari usaha dan fokus kami," ucapnya.

Baca Juga: Usai Rilis Kinerja Kuartal I-2024, Saham GOTO Dibuka Melesat

Terakhir ada emiten teknologi besutan Grup Djarum, yakni BELI yang menakhodai e-commerce Blibli.com dan Tiket.com juga berhasil memangkas rugi bersih secara signifikan.

Adapun rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk BELI per Maret 2024 mencapai Rp 691,29 miliar. Ini menyusut 21,28% secara tahunan dari Rp 878,17 miliar.

Dalam tiga bulan pertama di 2024, BELI mampu mengantongi pendapatan bersih sebesar Rp 3,93 triliun. Raihan ini tumbuh 2,44% YoY dari raihan per Maret 2023 di Rp 3,82 triliun.

Kusumo Martanto, Direktur Utama Global Digital Niaga mengatakan pada kuartal pertama tahun ini, belanja konsumen secara umum melemah, tetapi usaha business to customer (B2C) BELI mampu bertahan.

Dia bilang BELI menghadapi tantangan tersebut dengan strategi pertumbuhan yang selektif, termasuk perluasan lebih lanjut dari titik-titik kontak dengan pelanggan secara fisik untuk memperkuat pendekatan omnichannel. 

"Sementara itu, fokus strategis kami pada optimalisasi margin dan kepemimpinan biaya telah mendorong peningkatan produktivitas dan efisiensi sehingga mengurangi kerugian," kata Kusumo.

Retail Analyst Maybank Sekuritas Adi Wicaksono menilai secara umum para emiten teknologi ini telah merilis kinerja yang cukup baik. Namun memang pergerakan harganya masih jauh tertinggal dibanding saham teknologi global.

Misalnya sepanjang April 2024, GOTO telah melemah 8,70%, BUKA melemah 20,39%. Pada periode yang sama, saham Sea Limited melesat 20,13% dan saham Grab menguat 11,46%. 

 
GOTO Chart by TradingView

Adi mencermati secara valuasi dengan indikator Enterprise Value to Revenue (EV/R) atau nilai perusahaan terhadap pendapatan GOTO berada di level 3,92 kali masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata regional di 2,73 kali.

Namun secara rasio Price Book Value (PBV) GOTO masih tergolong rendah di bawah rata-rata saham teknologi global yang mencapai 2,96 kali. Adapun PBV GOTO berada di level 1,63 kali.

"Sementara untuk Bukalapak PBV-nya masih relatif murah di bawah satu kali yaitu 0,478 kali. Ini masih di bawah rata-rata industri sebesar 2,96 kali," ucap Adi.

Adapun Maybank Sekuritas merekomendasikan beli GOTO dengan target harga di Rp 110 per saham. Sedangkan sekuritas berlogo macan ini merekomendasikan hold BUKA dengan target di Rp 160 per saham.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari