KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Metropolitan Land Tbk (
MTLA) mengantongi pendapatan pra penjualan alias marketing sales Rp 1,296 triliun hingga bulan September 2024. Direktur MTLA Olivia Surodjo mengatakan, raihan tersebut sudah sekitar 57% dari target marketing sales MTLA di tahun 2024 yang sebesar Rp 1,9 triliun. “Persentase kenaikan marketing sales per September 2024 ini sekitar 5% secara tahunan alias
year on year (yoy),” ujarnya kepada Kontan, Senin (14/10).
Olivia menuturkan, MTLA menyambut baik momentum era suku bunga rendah di akhir tahun 2024 ini. Seperti diketahui, The Fed menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75%-5,0% pada bulan September lalu. The Fed juga diproyeksikan akan kembali menurunkan suku bunga di sisa tahun 2024.
Baca Juga: Metropolitan Land (MTLA) Catat Marketing Sales Rp 1,29 Triliun Hingga September 2024 Sejalan, Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga BI rate menjadi 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada bulan September lalu. Pasar pun akan kembali menanti keputusan BI dalam menentukan suku bunga acuan pada RDG di pekan ini. Era suku bunga bank rendah merupakan momen yang tepat untuk konsumen mengajukan kredit pemilikan rumah (KPR), karena meringankan cicilan KPR yang harus dibayar konsumen setiap bulannya. “Momen ini dapat dijadikan waktu yang tepat untuk membeli hunian, ditambah lagi masih ada insentif PPN DTP 100% hingga akhir tahun 2024,” ungkapnya. Kabar baik lain bagi industri properti pun datang menjelang pergantian pemerintahan. Sebab, presiden terpilih Prabowo Subianto akan memberikan relaksasi kebijakan pajak di masa kepemimpinannya, termasuk pajak properti. Prabowo berencana menghapus pajak pertambahan nilai (PPN) 11% dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) 5%. Wacana soal rencana penghapusan pajak properti akan berlangsung 1 tahun-3 tahun. Olivia menuturkan, rencana penghapusan PPN 11% dan BPHTB 5% merupakan program yang baik, karena akan meringankan biaya yang dikeluarkan konsumen dalam membeli rumah. “Bagi pengembang, program ini diharapkan meningkatkan kemampuan masyarakat membeli hunian dan dapat menyerap produk-produk yang ditawarkan oleh pengembang,” tuturnya. Selain itu, Prabowo juga mencanangkan pembangunan tiga juta rumah dalam setahun. Program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif pada permintaan KPR subsidi. Mengenai rencana itu, MTLA belum melihat dampak langsung terhadap kinerja perseroan. Sehingga, MTLA perlu melihat dulu skema program tersebut dan apakah bisa dijalankan oleh pengembang. ”Namun, MTLA mendukung dan memandang program tersebut baik untuk lebih cepat menurunkan backlog perumahan,” tuturnya.
Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda mengatakan, kinerja keuangan MTLA di semester I 2024 sebenarnya cukup impresif. Sayangnya, kinerja saham MTLA per hari ini masih di area sideways. Melansir laporan keuangan, MTLA kompak mencatatkan kenaikan pendapatan dan laba bersih sepanjang semester I 2024. Sepanjang paruh pertama tahun 2024, MTLA mengantongi laba bersih sebesar Rp 185,19 miliar. Ini naik 37,3% yoy dari laba bersih di semester I-2023 yang sebesar Rp 134,88 miliar. Kenaikan laba itu sejalan dengan meningkatnya pendapatan. MTLA mencatatkan pendapatan sebesar Rp 835,46 miliar di semester I 2024, naik 36,29% yoy dari Rp 612,97 miliar. Sementara, kinerja saham MTLA per hari ini (15/10) belum bergerak dari perdagangan Senin (14/10) di level Rp 440 per saham. Saham MTLA naik 8,91% sejak awal tahun alias year to date (YTD). Terkait prospek di kuartal ketiga dan keempat, ada kemungkinan kinerja MTLA kemungkinan akan bertumbuh. “Hal ini tercermin dari pendapatan dan laba yang kompak bertumbuh di kuartal I dan II lalu,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (15/10).
Baca Juga: Jaringan Hotel Metropolitan Land (MTLA) Klaim Rasakan Dampak Aktivitas Pilkada 2024 Sentimen positif untuk kinerja MTLA di sisa tahun 2024 adalah insentif PPN DTP 100% yang berakhir di bulan Desember. Lalu, pemangkasan suku bunga yang diprediksi pasar masih berlanjut hingga akhir tahu 2024 juga akan memberikan dampak positif ke kinerja MTLA.
“Sejumlah sentimen positif tersebut dapat berlanjut hingga akhir 2024, terutama ditambah adanya potensi Bank Indonesia (BI) kembali memangkas suku bunga sebanyak satu kali hingga akhir tahun ini,” paparnya. Vicky pun merekomendasikan
trading buy untuk MTLA dengan target harga Rp 450 - Rp 460 per saham. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pergerakan saham MTLA ada di level support Rp 432 per saham dan resistance Rp 448 per saham. Herditya pun merekomendasikan
speculative buy untuk MTLA dengan target harga Rp 454 - Rp 464 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari