KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) ditutup di zona merah pada akhir perdagangan pekan lalu. Jumat (13/12), IHSG ditutup melemah 69,44 poin atau 0,94% ke 7.324,78. Selama sepekan, IHSG melemah 0,79%. Aliran dana asing juga tercatat keluar sebesar Rp 1,48 triliun di seluruh pasar dan Rp 225,27 miliar pada pasar reguler selama sepekan terakhir. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pergerakan IHSG pada pekan lalu masih dipengaruhi oleh faktor eksternal.
Pertama, rilis data perekonomian China, seperti inflasi dan neraca dagang.
“Inflasi China masih cenderung melandai, meskipun neraca dagangnya menguat,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (13/12).
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Emiten yang Diprediksi Bakal Ekspansif di 2025 Kedua, rilis data inflasi dan PPI Amerika Serikat (AS) bulan November. Dalam rilis tersebut, tercatat bahwa tingkat inflasinya meningkat menjadi 2,7% secara tahunan alias
year on year (YoY). “Pada bulan sebelumnya inflasi tercatat sebesar 2,6% YoY. Hal tersebut meningkatkan probabilitas akan pemangkasan suku bunga The Fed,” tuturnya.
Ketiga, nilai tukar Rupiah yang cenderung melemah serta aksi profit taking para investor yang diperkirakan juga turut membebani pergerakan IHSG. Untuk perdagangan hari ini, Herditya memperkirakan pergerakan IHSG masih rawan melanjutkan koreksinya meskipun cenderung terbatas. Pergerakannya diproyeksikan akan ada di area support 7.244 dan resistance 7.386. Sentimen pergerakan IHSG untuk hari ini adalah adanya rilis data ekonomi China; serta penantian beberapa kebijakan, seperti penentuan suku bunga Bank Indonesia (BI) dan The Fed yang akan diumumkan pada pekan ini. Herditya pun menyarankan investor untuk mencermati
TLKM dengan target harga di Rp 2.840 - Rp 3.000 per saham,
ADRO Rp 2.740 - Rp 3040 per saham, dan
BUKA Rp 134 - Rp 138 per saham. VP Marketing, Strategy and Planning PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi melihat, tertekannya IHSG di pekan lalu didorong oleh keluarnya aliran dana asing lantaran nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS.
Baca Juga: Harga Gandum Turun, Emiten Mana yang Diuntungkan? “Selain itu, rilis data penjualan eceran domestik yang jauh di bawah ekspektasi pasar dan menjadi bukti tekanan pada permintaan,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (13/12). Pada perdagangan hari ini, Audi memproyeksikan IHSG akan bergerak melemah cenderung terbatas dalam rentang level support 7.278 dan resistance 7.420. “Indikator MACD mulai menu
njukkan tren yang melemah, sejalan juga dengan RSI,” ungkapnya. Sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG pada perdagangan besok adalah penantian akan data neraca dagang Indonesia bulan November 2024 yang diperkirakan surplus US$ 2,4 miliar. Namun, jika rilisnya berada di bawah prediksi, akan berpotensi di respon negatif oleh pasar. “Selain itu, pasar juga cenderung
wait and see di tengah dinamika pelemahan nilai tukar rupiah,” ungkapnya. Audi pun merekomendasikan
trading buy untuk
ISAT dengan level support di Rp 2.520 per saham dan resistance Rp 2.840 per saham. Rekomendasi
speculative buy diberikan untuk
ICBP dengan support di level Rp 11.450 per saham dan resistance Rp 12.400 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari