KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing mencetak beli bersih atawa
net buy yang signifikan sepanjang bulan Februari 2022. Investor asing mencatatkan
net buy lebih dari Rp 16 triliun. Saham-saham perbankan menjadi incaran investor asing bulan lalu. Sebesar 64% dari total
net buy merupakan aksi beli bersih atas saham-saham
BBRI,
BBNI,
ARTO,
BBCA, dan
BMRI. Jumlah tersebut mencapaiRp 10,3 triliun. Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Martha Christina memperkirakan,
net buy di bulan Februari itu masih akan berlanjut di bulan Maret 2022. "Masih
net buy, tetapi bulan Maret tidak akan sekuat bulan Februari," kata dia, Kamis (10/3).
Kondisi ini mulai terlihat dari catatan
net buy sepanjang bulan Maret 2022. Sejak awal bulan hingga penutupan perdagangan Rabu (9/3),
net buy investor asing tercatat Rp 4,7 triliun. Capaian ini jauh lebih mini dibandingkan
net buy pada periode yang sama bulan Februari 2022 yang sebesar Rp 7,7 triliun. Martha mencermati, nilai
net buy yang fantastis di bulan Februari 2022 itu dipicu antisipasi laporan keuangan emiten-emiten perbankan besar yang mengalami perbaikan. Adapun peningkatan kinerja emiten perbankan di tahun 2021 tidak terlepas dari
low base effect atas kinerja di tahun 2020. Di sisi lain, investor tampak melakukan antisipasi terhadap dividen saham perbankan yang biasanya dibagikan lebih cepat dibanding saham-saham lainnya. Mengingat, rilis laporan keuangan emiten perbankan biasanya lebih cepat dibanding emiten lainnya.
Baca Juga: Melemah Tipis 0,08%, Ini Deretan Sentimen Penggerak IHSG Sepekan Adapun net buy di bulan Maret 2022 ini dibayangi oleh penentuan tingkat suku bunga oleh The Fed. Di sisi lain, penguatan komoditas memang menjadi angin segar bagi saham-saham terkait, akan tetapi penguatan itu justru menimbulkan tekanan pada saham-saham lain seperti barang konsumen. Selain
net buy yang mengempis, saham-saham yang dilirik asing pun tampak mengalami perubahan. Di awal bulan Maret ini, saham-saham perbankan seperti BBCA dan BBRI justru mencetak aksi jual bersih atawa
net sell yang cukup tinggi. Sementara saham yang paling banyak dibeli investor asing adalah ASII. Martha mencermati, saham ASII diminati karena potensi pembagian dividen yang atraktif, mengingat kinerjanya di sepanjang tahun lalu yang cukup baik. Di sisi lain, penguatan harga komoditas dipandang menguntungkan bisnis anak-anak usahanya.
Baca Juga: IHSG Turun Tipis ke 6.922 Pada Jumat (11/3), Saham BUMN Karya Top Gainers LQ45 Sementara itu, Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengamati, investor asing sudah mencetak net buy secara signifikan selama dua bulan pertama tahun 2022 ini. Bahkan, net buy di bulan lalu menjadi pendorong IHSG menyentuh all time high hingga mendekati level 7.000. Sebagai pengingat, IHSG ditutup di level Rp 6.888 pada akhir perdagangan bulan Februari, Jumat (25/3). Hari sebelumnya, Kamis (24/3), IHSG menyentuh
all time high di level 6.930. Dus,
net buy investor asing di bulan Maret ini bisa saja menurun karena potensi profit taking. " Bisa jadi net buy-nya relatif bekurang atau mulai ada net sell," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (11/3).
Baca Juga: Mengukur Peluang IHSG Menyentuh 7.000 William lebih lanjut mengungkapkan, investor asing cenderung melirik saham-saham yang masih murah di awal bulan maret ini. Adapun lima saham yang mencetak net buy tertinggi sejak awal bulan ada seperti
ASII,
TLKM,
ADRO,
EMTK, dan
MDKA. Saham-saham itu dinilai masih tertinggal. Di antara saham-saham itu, William cenderung menjagokan ASII dengan target harga Rp 6.700 per saham. ADRO dan EMTK juga bisa dicermati dengan target harga masing-masing Rp 3.200-Rp 3.300 per saham dan Rp 2.500 per saham. Terhadap saham-saham yang dilepas asing, William melihat momentum ini bisa dimanfaatkan untuk
buy on weakness. Adapun saham-saham yang mencetak
net sell tinggi sejak awal bulan ada
BBCA,
BBRI,
ICBP,
TOWR, dan
HEAL. Beberapa saham yang menurut William masih menarik ada BBCA dengan target harga Rp 8.200 per saham dan HEAL dengan target harga Rp 1.225-Rp 1.350 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati