Begini Rekomendasi Saham Sido Muncul (SIDO) Saat Pendapatan dan Laba Turun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan dana laba bersih PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) turun pada sembilan bulan pertama tahun ini. Produsen Tolak Angin ini meraup laba Rp 586,57 miliar hingga akhir kuartal III-2023. Laba SIDO turun 18,58% jika dibandingkan dengan kuartal III-2022 sebesar Rp 720.44 miliar.  

Sedangkan penjualan bersih SIDO turun 9,7% secara tahunan menjadi Rp 2,36 triliun. Penurunan penjualan terjadi di seluruh segmen bisnis Sido Muncul.

Penjualan segmen herbal turun 12,1%. Sementara penjualan segmen makanan & minuman menurun 2,6% dan segmen farmasi terkontraksi 25,6%. 


Direktur Keuangan Sido Muncul Leonard mengatakan, penurunan kinerja SIDO disebabkan oleh daya beli masyarakat yang lemah. Hal ini berlanjut dari kuartal II hingga kuartal III. Selain itu, musim kemarau panjang dan tidak adanya hujan turut mempengaruhi konsumsi produk SIDO.

"Untuk target pendapatan dan laba di tahun 2023, kami berupaya untuk tidak melebihi penurunan yang terjadi hingga kinerja keuangan YtD September 2023. Kami masih berupaya untuk memberikan yang terbaik hingga sisa akhir tahun ini," kata Leonard kepada Kontan.co.id, Selasa (31/10).

Baca Juga: Kiat Sido Muncul Gandeng Petani demi Pasokan Bahan Baku Berkelanjutan

Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda mengatakan, pada kuartal III-2023 SIDO mengalami penurunan dari imbas daya beli pelanggan yang menurun. Hal ini terjadi disebabkan lonjakan harga beras lebih dari 20% sehingga terjadinya peningkatan inflasi pangan di kuartal III.

"Kenaikan harga beras ini berdampak pada penurunan permintaan produk kesehatan karena para konsumen lebih memprioritaskan pada kategori makanan," kata Vicky kepada Kontan.co.id, Selasa (31/10).

Di tengah penurunan laba, SIDO diproyeksikan akan menghadapi tantangan perubahan perilaku konsumen dan juga menurunnya daya beli konsumen. Alhasil, SIDO berpotensi sulit tumbuh di kuartal IV-2023.

Baca Juga: Daya Beli Loyo Menjadi Tantangan Sido Muncul Tbk (SIDO)

Meski demikian, SIDO tetap memperluas portofolio produknya yaitu Alang Sari Cool (produk RTD), Sido Muncul Vitamin C+D (produk VCD), dan Esemag (produk herbal). 

Bisnis RTD saat ini telah berkontribusi sebanyak 4% terhadap segmen F&B, didorong juga oleh sambutan positif terhadap peluncuran Alang Sari Cool dan VCD pada tahun lalu. Esemag untuk kategori herbal juga memperoleh pangsa pasar dari 5% tahun lalu menjadi 6% dan telah menempati posisi 5 dalam kategori tersebut.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei mengatakan, secara historis, penjualan SIDO di kuartal keempat biasanya meningkat. Peningkatan ini dipengaruhi oleh kebutuhan masyarakat akan suplemen herbal untuk dibawa liburan.

Vicky merekomendasikan wait and see pada saham SIDO. Jika terjadi rebound pada saham SIDO, dia merekomendasikan untuk melakukan buy on weakness dengan target harga Rp 533 per saham-Rp 543 per saham. Tetapi jika terjadi break di Rp 510, maka harga akan melanjutkan penurunannya lagi. Pada Jumat (3/11), harga saham SIDO ditutup pada Rp 496 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati