Begini rencana bisnis Hartadinata Abadi (HRTA) sepanjang semester II 2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) akan menggenjot kinerja melalui produksi dan desain perhiasan dan logam mulia yang terjangkau di pasar, mengoptimalkan kinerja anak usaha di sektor gadai emas PT Gadai Cahaya Dana Abadi (GCDA), serta membuka beberapa gerai baru sepanjang 2020.

Sandra Sunanto, Direktur Utama PT Hartadinata Abadi Tbk mengatakan pihaknya menargetkan membuka lagi tiga gerai gadai emas di kawasan Jawa Timur. Menurut Sandra, wilayah ini potensial sebab bisa mencangkup sampai ke daerah Madura.

"Strategi kita masih berfokus pada perhiasan dan logam mulia, terutama dengan desain gramasi terkecil. Kami juga sedang ajukan izin gadai emas di beberapa wilayah. Yang sudah masuk finalisasi di OJK itu yang di Jawa Timur. Wilayah itu potensi pasarnya juga cukup besar untuk gadai emas, karena cakupannya hingga ke Pulau Madura," jelasnya.

Baca Juga: Hartadinata Abadi (HRTA) tebar dividen Rp 36,8 miliar kepada pemegang saham

Hingga saat ini, perusahaan memiliki delapan unit pelayanan gadai emas yang mayoritas berada di wilayah Jawa Barat.

Sandra menambahkan, tahun ini HRTA berencana juga memperluas layanan gadai emasnya ke Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Dalam kondisi pandemi saat ini, sektor gadai emas berpotensi menjadi kontributor yang baik bagi perseroan.

Selain itu, HRTA juga berekspansi dengan membuka lagi enam sampai tujuh gerai ACC sampai hingga September mendatang. Gerai-gerai tersebut akan dibuka di Palembang, Depok, Bintaro, Sidoarjo, dan Surabaya. Perusahaan menargetkan akan memiliki 65 gerai ACC pada akhir tahun ini.

"Saat ini kami sudah buka 52 toko baru. Kami optimistis penambahan 65 gerai tahun ini bisa dicapai," ujarnya.

Sepanjang semester I 2020, HRTA pertumbuhan kinerja pendapatan sebesar 10,73% atau sebesar Rp1,96 triliun, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,77 triliun.

Laba bersih perseroan tercatat turun 8,69% menjadi Rp 78,8 miliar pada semester I-2020, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 86,3 miliar.

Chief Financial Officer (CFO) PT Hartadinata Abadi Tbk Abadi Deny Ong mengatakan, pendapatan Hartadinata tidak hanya didorong oleh kenaikan harga emas yang cukup tinggi, tetapi juga meningkatnya permintaan logam mulia secara signifikan.

Dengan melihat peningkatan harga emas dan peningkatan permintaan logam mulia, HRTA memproduksi logam mulia dari pecahan 0,1 gram (gr) sampai 100 gram.

HRTA menyampaikan, peningkatan produk logam mulia tersebut bertujuan untuk memenuhi permintaan seluruh kalangan masyarakat yang ingin berinvestasi di logam mulia selain perhiasan emas.  

Baca Juga: Hartadinata (HRTA) meluncurkan produk emas berkadar 999,9% mulai harga Rp 100.000

"Dari penjualan kami selama pandemi sejak pertengahan Maret sampai saat ini, logam mulia jadi primadona daripada perhiasan. Target kami, logam mulia harus bisa memberikan kontribusi penjualan 25% sampai akhir tahun," tutur Sandra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi