Begini Rencana Bisnis Hassana Boga Sejahtera (NAYZ) Usai IPO



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ) resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (6/2).

Usai IPO, NAYZ bersiap menggeber ekspansi, salah satunya melakukan ekspor ke sejumlah negara.

Direktur Utama Hassana Boga Sejahtera Lutfiel Hakim mengatakan NAYZ sebenarnya sudah menjajaki rencana ekspor ke Malaysia pada tahun lalu. Untuk tahun ini, manajemen akan mencoba mendalami lagi potensi dan ekspor ke negeri Jiran tersebut. 


“Karena produk kami di negara-negara yang lebih berkembang dan lebih maju sebetulnya cukup diterima. Ini karena keinginan para ibu untuk lebih sehat anaknya, dan produk kami mudah dimasaknya, hanya sekitar 30 menit (memasaknya),” kata Hakim, Senin (6/2).

Baca Juga: Penawaran Saham Hassana Boga Sejahtera (NAYZ) Oversubscribed hingga 31,74 Kali

Adapun penjajakan ekspor akan difokuskan di kawasan Asia Tenggara. Ini karena produk NAYZ berbasis beras, sedangkan konsumen beras yang paling banyak  terdapat di Kawasan ini.

Hakim mengakui, persaingan di industrin makanan bayi cukup ketat. Untuk itu, NAYZ mengambil posisi yang unik, yaitu  di pasar produsen non instan yang dimasak secara homemade.  Secara brand awareness, Hakim mengklaim produk buatan NAYZ masuk ke jajaran 10 besar.

”Karena produk kami lebih banyak dikonsumsi para ibu secara militan dari rumah ke rumah, dan rata-rata (mereka) suka,” sambung Hakim.

`Tahun ini, NAYZ membidik pendapatan Rp 43 miliar tahun ini. Sementara dari sisi bottomline, emiten pendatang baru ini menargetkan laba bersih setelah pajak sebesar 13% sampai 15% dari pendapatan.

“Kami sangat optimis bisa tercapai karena trennya juga terus naik. Kami berharap bisa lebih dari itu,” terang Hakim.

Target kinerja ini akan dicapai NAYZ dengan berfokus ke pengembangan pasar serta new channel secara internal seperti akselerasi pasar dengan teknologi.

Asal tahu, NAYZ resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (6/2). Emiten yang bergerak di bidang produk makanan bayi ini menjadi perusahaan ke-12 yang mencatatkan sahamnya di BEI sepanjang tahun ini.

Dalam gelaran initial public offering (IPO), NAYZ melepas sebanyak 510 juta saham atau sebanyak 20% dari total kepemilikan saham setelah penawaran umum, dengan harga penawaran Rp100. Alhasil, NAYZ mengumpulkan dana sebanyak Rp 51 miliar dari aksi korporasi ini.

Selama penawaran umum, NAYZ mencatatkan telah mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sekitar 31,74 kali.

Dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham akan digunakan untuk beberapa kepentingan. Pertama, sekitar Rp 4,21 miliar akan digunakan oleh NAYZ untuk belanja modal berupa pelunasan pembelian tanah yang berlokasi di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pembelian tanah ini akan digunakan untuk pembangunan pabrik

Kedua, sekitar Rp 30 miliar akan digunakan NAYZ untuk belanja modal berupa pembangunan pabrik, pembelian mesin, dan peralatan pabrik yang berlokasi di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Hakim menyebut, saat ini kapasitas terpasang pabrik NAYZ saat ini di rentang 800.000 unit sampai 1 juta unit. Setelah pembangunan, pabrik rampng pada 2024, kapasitas produksi bisa bertambang 5 kali sampai 10 kali dari kapasitas saat ini.

Ketiga, sisa dana IPO akan digunakan NAYZ untuk modal kerja seperti pembelian bahan baku, marketing dan promosi, dan biaya operasional.

Baca Juga: Hassana Boga Sejahtera (NAYZ) Bidik Pendapatan Rp 43 Miliar Tahun Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat