KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Megapolitan Developments Tbk (EMDE) telah menyiapkan sejumlah rencana bisnis dan ekspansi tahun ini. Presiden Direktur EMDE Melani Lowas mengatakan, EMDE akan meluncurkan produk-produk perumahan dan komersial dengan target market segmen menengah bawah dan menengah, untuk kisaran harga mulai dari Rp 600 juta. Sejumlah terobosan yang akan dilakukan EMDE antara lain membuka lahan perumahan di dekat Jalan Cinere Raya yang bersebelahan dengan lapangan Golf pangkalan jati, yakni Cinere Golf Residence, dengan potensi income sebesar Rp 90 miliar. EMDE juga mulai mengembangkan proyek komersial dan perumahan di land bank terbesar miliknya di kawasan Mega Sentul. “ Untuk tahap awal pengembangan memiliki potensi income Rp 75 miliar,” terang Melani saat paparan publik secara virtual, Rabu (18/8).
EMDE akan berfokus dengan strategi pemasaran secara digital dengan memanfaatkan teknologi dan media sosial. Cara ini dinilai lebih efektif dan efisien. Ekspansi ini tidak terlepas dari adanya potensi pertumbuhan sektor properti di masa depan. Pertama, adanya backlog hunian yang masih tinggi sehingga kebutuhan akan hunian tetap menjadi kebutuhan utama. Kedua, kebijakan pajak pertambahan nilai (PPN) yang ditanggung Pemerintah, serta era suku bunga dan uang muka rendah. Kebijakan ini diharapkan mendorong pertumbuhan sektor perumahan di tahun 2021. Ketiga, EMDE memiliki aset lahan bank (land bank) yang cukup luas dan strategis. Baca Juga: Ini proyek anyar yang akan diluncurkan Megapolitan Developments (EMDE) di tahun 2021 Melani menuturkan, EMDE saat ini memiliki total land bank seluas 270 hektare di lokasi strategis, dengan rincian 222 hektare berada di Bogor, 47,26 hektare berada di Cinere, dan 9.148 meter2 berada di Karawaci. Meski tidak menyebutkan secara gamblang, Melani bilang EMDE memiliki rencana untuk mengakusisi lahan baru di lokasi strategis. Hal ini guna mempertahankan tingkat pertumbuhan usaha dan juga meningkatkan share value. Namun, EMDE masih menghadapi sejumlah tantangan di tengah pandemi yang masih berlarut-larut. Pertama, yakni faktor ketidakpastian yang meningkat terhadap pemulihan ekonomi Indonesia dengan adanya gelombang baru kasus Covid-19 yang dimulai pada Juli 2021. Di saat yang bersamaan, pemerintah juga masih membatasi sejumlah kegiatan usaha non esensial. Kedua, permintaan sektor perumahan belum naik sepenuhnya meskipun adanya stimulus dari kebijakan Pemerintah. Ketiga, penurunan kinerja sektor pusat perbelanjaan terus berlanjut, sehingga bisnis retail sangat tertekan. “Masyarakat beralih ke belanja online, sehingga mengurangi kewajiban penyewa ke kami,” sambung Melani.
EMDE Chart by TradingView