KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren harga batubara yang terus naik memberikan ruang bagi beberapa perusahaan untuk merevisi target produksi tahun ini. Sekedar mengingatkan, harga batubara acuan (HBA) untuk April 2021 ditetapkan sebesar US$ 86,68 per ton, naik dibanding HBA di bulan sebelumnya. Namun, beberapa perusahaan batubara masih menahan diri untuk kerek target produksinya. "Kami akan melihat perkembangan yang terjadi, terkait opsi untuk merevisi target produksi," kata
Head of Corporate Communication PT Indika Energy Tbk (
INDY) Ricky Fernando kepada Kontan.co.id, Rabu (7/4).
INDY memprediksi, tren harga batubara 2021 bakal lebih baik dibandingkan tahun lalu. Kondisi tersebut disebabkan oleh meningkatnya permintaan seiring dengan mulai pulihnya perekonomian global termasuk China yang juga pasar utama ekspor batubara Indonesia.
Hingga Februari 2021, produksi batubara Indika diakui masih sesuai rencana perusahaan. Adapun untuk target produksi INDY, anggota indeks
Kompas100 ini, di tahun ini adalah 31,4 juta ton, dengan kontribusi tambang Kideco sebanyak 30 juta ton dan MUTU sebanyak 1,4 juta ton. Terkait penjualan batubara, Ricky menyebutkan, komposisi ekspor masih mendominasi yang mencapai 67% dari total penjualan.
Baca Juga: Penyebab Indika Energy (INDY) menderita kerugian US$ 117,54 juta pada 2020 Sementara itu,
Head of Investor Relations PT Delta Dunia Makmur Tbk (
DOID) Regina Korompis mengungkapkan, rencana kerja perusahaan masih tetap sama untuk tahun ini. "Tidak ada yang berubah dari apa yang sudah kami sampaikan sebelumnya (terkait revisi target produksi dan pendapatan)," ujar dia pada kesempatan yang berbeda. Tahun ini
DOID menargetkan volume pengupasan lapisan tanah penutup atau
overburden removal (OB) sebanyak 310 juta bank cubic meter (bcm) hingga 350 juta bcm. Target ini lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi OB tahun lalu yang sebesar 281,8 juta bcm. Langkah tersebut dilakukan sekaligus untuk memanfaatkan momentum kenaikan harga komoditas yang memang diperkirakan terjadi pada tahun 2021. Selain itu, DOID, anggota indeks
Kompas100 ini, juga menargetkan lebih banyak produksi batubara untuk tahun ini yakni di kisaran 45 juta ton hingga 50 juta ton. Sekedar mengingatkan, volume produksi Delta Dunia Makmur tahun lalu mencapai 45,3 juta ton. Kontribusi utama datang dari anak usahanya yakni PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA).
Baca Juga: Delta Dunia Makmur (DOID) kejar peningkatan kinerja operasional tahun ini Sebelumnya, Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menyebut ada beberapa produsen batubara yang bakal merevisi target produksinya di 2021. Apalagi, asosiasi dan produsen kompak memprediksi prospek harga emas hitam tersebut bisa lebih baik di tahun ini. Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengungkapkan, tren harga batubara 2021 bakal lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu,
demand atau permintaan juga diperkirakan bakal membaik seiring dengan mulai pulihnya perekonomian global. "Kami sudah mendengar ada beberapa perusahaan yang akan mengajukan revisi RKAB. Berapa besarnya saya kurang tahu karena belum semua mengajukan," jelas dia, Selasa (6/4).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari