KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai salah satu tulang punggung upaya pencapaian target produksi nasional minyak 1 juta barel per hari (BPH) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030, Wilayah Kerja (WK) Rokan tentu telah menyiapkan rencana kerja untuk mengoptimalkan produksinya. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengapresiasi PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) atas kelancaran operasi dan tingkat produksi yang terjaga di WK Rokan pasca-alih kelola. Ia juga memberikan dukungan terhadap rencana kerja masif dan agresif untuk menaikkan produktivitas salah satu WK migas terbesar di tanah air tersebut. Menteri ESDM juga meninjau fasilitas produksi di Lapangan Duri dan pusat digitalisasi Integrated Optimization Decision Support Center (IODSC).
Rencana kerja WK Rokan dalam mengoptimalkan produksi, di antaranya, menjaga kinerja
base business, program pengeboran yang agresif, digitalisasi untuk terus mendorong efisiensi, dan kajian teknologi pengangkatan minyak tingkat lanjut (EOR). ”WK Rokan masih memiliki sumber yang potensial. Pemerintah selalu mendukung upaya untuk meningkatkan produksi dan kita harus satu visi untuk mewujudkannya. Tantangan selanjutnya bagaimana kita bisa mencapai yang lebih baik lagi karena produksi migas untuk kemaslahatan banyak orang dan juga menutup kesenjangan impor," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam keterangan resmi, Jumat (15/10). Menteri ESDM memberikan semangat kepada para pekerja di WK Rokan untuk menjaga tingkat produksi agar memberikan manfaat optimal bagi negara dan masyarakat. Di Lapangan Duri, Menteri ESDM mengunjungi
Central Gathering Station (CGS) 10 untuk melihat pemanfaatan dan daur ulang air terproduksi dalam sistem injeksi uap (
steamflood) yang berteknologi tinggi dan ramah lingkungan.
Baca Juga: Ambil alih tambang, Jokowi tekankan dapatkan nilai tambah Dia juga mengapresiasi upaya pekerja PHR dalam meningkatkan efisiensi produksi dan juga pemanfaatan teknologi seperti yang ada di pusat digitalisasi Integrated Optimization Decision Support Center (IODSC). "Jangan pernah lelah untuk terus melakukan proses penyempurnaan. Terus mencari terobosan nilai tambah. Jangan lengah dengan perkembangan teknologi yang ada dan terus memonitor teknologi yang bisa memberikan manfaat besar bagi perusahaan. Anda semua adalah pahlawan devisa," kata Arifin. Dirut Subholding Upstream Pertamina, Budiman Parhusip mengatakan, manajemen Pertamina berkomitmen untuk mengoptimalkan produksi WK Rokan. Rencana kerja masif dan agresif di WK Rokan membutuhkan dukungan semua pihak agar mencapai hasil yang diinginkan. "Kegiatan operasi WK Rokan sejauh ini berjalan sesuai rencana untuk mengejar target yang ditetapkan. PHR menargetkan pengeboran 161 sumur, terhitung sejak alih kelola hingga akhir tahun. Sejauh ini, PHR telah mengebor 57 sumur tajak dengan mengoperasikan 16 rig. Jumlah rig pengeboran akan terus ditambah untuk mendukung upaya pencapaian target," ujar Budiman. Tak hanya itu, Gubernur Riau Syamsuar juga mengapresiasi langkah PHR dalam mengelola Blok Rokan. "Saya melihat semangat para pekerja di WK Rokan tidak berubah. Kami dari pemerintah sangat mendukung upaya untuk menaikkan produksi karena akan berdampak pada pendapatan negara dan daerah,” ungkap Syamsuar. Direktur Utama PHR Jaffee A Suardin mengatakan, fasilitas CGS 10 yang ditinjau Menteri ESDM ini merupakan stasiun pengumpul minyak terbesar di Lapangan Duri yang mengolah sekitar 240 ribu barel fluida per hari dan memproduksi minyak sekitar 20 ribu barel per hari. Lapangan Duri merupakan salah satu lapangan injeksi uap (
steamflood) terbesar di dunia yang berteknologi tinggi dan ramah lingkungan.
"Teknologi ini terbukti berhasil meningkatkan kinerja produksi Lapangan Duri lima kali lebih baik dibandingkan teknologi konvensional," kata Jaffee. Sementara itu, lanjut Jaffee, pusat digitalisasi IODSC yang juga ditinjau Menteri ESDM merupakan pusat kegiatan digitalisasi WK Rokan. Penerapan digitalisasi di WK Rokan setidaknya memberikan empat manfaat utama, yakni peningkatan kinerja keselamatan; penurunan signifikan dari potensi kehilangan produksi / LPO hingga sekitar 40 persen; optimalisasi kemampuan fasilitas produksi; dan peningkatan efisiensi. "WK Rokan merupakan salah satu tulang punggung upaya pencapaian target produksi nasional minyak 1 juta barel per hari (bph) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (bscfd) pada 2030. Produksi WK Rokan menyumbangkan hampir 25% produksi minyak nasional," ujar Jaffee.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .