KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) kembali menambah asetnya dengan mengakuisisi 6.012 kilometer fiber optik. Dari aksi korporasi tersebut, perseroan menggelontorkan dana Rp 603 miliar. Direktur Investasi MTEL Hendra Purnama menjelaskan, akuisisi tersebut sejalan dengan visi perseroan untuk mengembangkan ekosistem
tower. Selain itu, juga merupakan bagian dari percepatan menuju adaptasi 5G yang menjadi target utama Mitratel dalam beberapa tahun ke depan. “Fiber optik sangat esensial untuk pengembangan terutama 5G,” ujarnya, Kamis (22/12).
Pihaknya juga menegaskan masih akan melanjutkan ekspansi fiber optik pada tahun depan. Hanya saja, untuk panjang dan dana investasinya belum dipaparkan. Ini seiring dengan
road map pada bisnis fiber optik untuk menjadi
leader partner bagi pemain
tower.
Baca Juga: Widodo Makmur Perkasa (WMPP) Terapkan Traceability untuk Pastikan Keamanan Pangan Kemudian dalam jangka menengah menjadi
market leader, serta untuk pengembangan bisnis pada fiber optik itu sendiri. "Sebab saat ini penggunaan fiber optik masih terbatas pada
fiber to tower, tetapi kami memahami kebutuhan fiber optik di dunia telekomunikasi sangat besar sehingga tidak menutup kemungkinan bekerjasama dengan pihak lain yang mau menggunakan fiber optik kami untuk keperluan lainnya," tambahnya. Dengan akuisisi ini, fiber optik yang dimiliki MTEL sekitar 11.000 km. Pihaknya pun menargetkan hingga akhir tahun fiber optik mencapai 15.000 km. Hendra juga memaparkan, dengan akuisisi ini pengembangan dalam jangka dekat yang akan dilakukan adalah memastikan monetisasi terhadap jaringan fiber optik yang sudah dimiliki. Dengan begitu, diharapkan dapat mendorong nilai profitabilitas dan
return yang lebih baik. Kemudian, perseroan juga akan meningkatkan jumlah
tower yang terkoneksi dengan fiber optik. Sehingga bisa memberikan dampak yang lebih besar terhadap ekosistem bisnis
tower. Di sisi lain, perseroan berpandangan bahwa peluang bisnis fiber optic sangat besar ke depannya. Kemudian dari sisi margin, bisnis fiber optik disebut mendekati marjin bisnis
tower. Untuk potensi pendapatan, manajemen melihat ada sebagian yang dapat dicatatkan pada kinerja tahun ini. Hendra menyebutkan, untuk potensi pendapatan atas aset yang diakuisisi per tahun sebesar Rp 73 miliar. "Itu atas dasar kontrak eksisting yang dimiliki atas aset yang kami akuisisi," katanya.
Baca Juga: Waskita karya (WSKT) Bukukan Kontrak Baru Rp 13,70 Triliun hingga November 2022 Stelahnya, perseroan menilai potensi ke pendapatan bisa lebih besar lagi seiring dengan tambahan
tenant atau pengguna baru. Kendati begitu, saat ini fiber optik yang masuk dalam portofolio bisnis lain terkait menara diperkirakan baru berkontribusi 10% dari total pendapatan. Sebagai informasi, portofolio yang tergabung dalam bisnis lain terkait menara ada
project solution, managed service, digital business, edge infrastructre solution, dan
tower fiberisation. Diperkirakan sampai dengan 2025, segmen bisnis tersebut masih akan menyumbang 10%. Hanya saja, komposisi dari fiber optik akan meningkat. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi