KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (
PTBA) melaporkan telah mengalihkan 303,14 juta saham treasury pada Rabu (22/9). Pengalihan ini dilakukan dengan metode penjualan di luar bursa (
private placement). Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, Apollonius Andwie mengatakan, saham yang dialihkan merupakan saham treasury hasil
buyback tahun 2015. Saham ini dibeli dengan harga rata-rata Rp 1.218 per saham, sesuai dengan yang disampaikan pada laporan tahunan. Hitungan kasar Kontan.co.id, pembelian ini menghabiskan dana Rp 369,23 miliar. Penjualan saham treasury dilakukan di harga Rp 2.280 per saham, yang merupakan harga penutupan sehari sebelum tanggal perdagangan. Harga tersebut tidak lebih rendah dari Rp 2.197 per saham yang merupakan harga rata-rata penutupan selama 90 hari terakhir sebelum tanggal penjualan. Harga penjualan tersebut telah sesuai dengan ketentuan POJK No. 2 Tahun 2013.
Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) menjual 303,14 juta saham treasury Bukit Asam meraup dana Rp 691,17 miliar sebelum dikurangi dengan biaya transaksi dan pajak. Meski tidak menjabarkan lebih rinci, Apollo mengatakan dana hasil penjualan saham treasury ini akan dioptimalkan penggunaanya. “Dana yang diperoleh akan dioptimalkan pengelolaannya sehingga memberikan benefit optimal untuk PTBA,” terang Apollo kepada Kontan.co.id, Kamis (23/9). Asal tahu, PTBA masih menyimpan sebagian saham treasury. Bukit Asam membeli kembali 6,3 juta saham pada periode buyback 17 Maret-16 Juni 2020. Dengan tambahan saham tersebut, total saham treasury yang masih dikuasai oleh PTBA yaitu 33,45 juta saham atau setara dengan 0,29% dari total modal disetor emiten batubara ini. “Atas saham treasury yang masih kami miliki, yaitu sebesar 33,45 juta saham atau setara dengan 0,29% dari total saham PTBA, masih belum ada rencana lebih lanjut,” ujar Apollo.
Baca Juga: Kasus Evergrande dinilai tidak berdampak banyak pada permintaan batubara dan CPO Prospek PTBA Dalam risetnya yang diterbitkan Jumat (3/9), analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Juan Harahap memperkirakan kinerja PTBA akan lebih moncer di semester ini. Salah satu pendorongnya adalah kenaikan penjualan ekspor Bukit Asam. Bukit Asam memperkirakan porsi penjualan ekspor mencapai 47% pada tahun ini. Dengan demikian, Juan memperkirakan harga jual rata-rata atau
average selling price (ASP) Bukit Asam akan meningkat di semester kedua 2021. Terlebih, PTBA sudah mengantongi persetujuan untuk meningkatkan volume produksi menjadi 30 juta ton. Angka tersebut naik tipis dari target sebelumnya sebesar 29,5 juta ton.
“Kami meyakini, hal ini akan menjadi pemicu bagi PTBA untuk menggenjot produksinya di sisa tahun 2021. Secara keseluruhan, PTBA dapat mencapai kinerja yang lebih tinggi di semester kedua,” tulis Juan. Mirae Asset mempertahankan rekomendasi beli saham PTBA dengan target harga Rp 2.900. Rekomendasi ini didorong oleh potensi kenaikan proporsi penjualan ekspor tahun ini serta potensi meningkatnya kapasitas produksi seiring dengan cadangan PTBA yang melimpah.
Baca Juga: Harga batubara masih tinggi, Ciptadana Sekuritas pilih ADRO dan PTBA sebagai top pick Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati