KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah bergerak volatile sejak awal tahun dengan kecenderungan melemah. Meski begitu, pergerakan rupiah masih dalam rentang normal. Berdasarkan data
Bloomberg, sejak awal tahun rupiah melemah 1,05% ke level Rp 15.635 per dolar Amerika Serikat (AS). Awal tahun, rupiah berada di level Rp 15.470 per dolar AS.
Baca Juga: Rupiah Diprediksi Lanjut Menguat pada Kamis (22/2), Simak Sentimennya Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran Drajad Wibowo mengatakan, untuk saat ini ia melihat fluktuasi rupiah masih dalam selang yang normal. "Belum membuat alarm berbunyi," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (20/2). Di sisi lain, ia menegaskan bahwa Indonesia menerapkan rejim devisa bebas. "Sehingga terkait ambang batasannya Bank Indonesia yang lebih berperan. Dengan potensi Pemilu satu putaran berdasarkan hasil
quick count, dalam jangka menengah dan panjang, Prabowo-Gibran akan berupaya menjaga ketahanan fiskal dengan kebijakan yang prudent. Lalu sinkronisasi kebijakan fiskal, moneter dan keuangan-perbankan dengan BI, OJK dan LPS.
Baca Juga: Rupiah Jisdor Naik Tipis 0,006% ke Rp 15.658 Per Dolar AS Pada Rabu (21/2) Kemudian menggenjot produksi pangan untuk menekan impor pangan sehingga neraca perdagangan, neraca transaksi berjalan dan neraca pembayaran membaik. Di sisi lain menggenjot nilai ekspor dengan produk bernilai tambah tinggi dari hilirisasi. Selain itu juga memperbaiki ekosistem dan iklim investasi serta menjalankan road map pasar modal dengan lebih menekankan pada perlindungan investor.
Kebijakan tersebut juga diharapkan untuk meningkatkan capital inflows, baik yang jangka panjang maupun pendek.
Baca Juga: Rupiah Spot Menguat 0,16% ke Rp 15.635 Per Dolar AS di Akhir Perdagangan Rabu (21/2) "Prabowo-Gibran menjaga agar pergerakan kurs Rupiah berada di kisaran normal dari kurs asumsi APBN," imbuhnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto