Begini rincian nilai investasi hilir migas tahun ini, dari pipa sampai SPBU



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) cukup realistis dalam memasang target investasi migas pada tahun ini. Maklum saja, realisasi investasi migas dalam dua tahun terakhir tidak pernah mencapai target.

Target investasi hulu migas pun hanya dipatok sebesar US$ 14,7 miliar. Sementara target investasi hilir migas dipatok lebih rendah lagi yaitu sebesar US$ 589,89 juta. Target investasi hilir migas ini lebih rendah dari realisasi investasi hilir migas tahun 2018 yang mencapai US$ 620 juta.

Menurut Direktur Pembinaan Program Migas, Soerjaningsing, investasi hilir migas tahun ini akan digunakan untuk membangun pipa gas yang dibangun oleh PT Pertamina Gas (Pertagas) yaitu pipa transmisi Gresik-Semarang US$ 24,55 juta, pipa distribusi Tambak Lorok US$ 2,09 juta.


Lalu, investasi pipa distribusi Kendal US$ 90.000, pipa distribusi Demak US$ 220.000, pipa distribusi BOB siak US$ 9,92 juta, dan distribusi Kuala Tanjung sebesar US$ 7,85 juta.

Sementara PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) akan membangun pipa transmisi dengan nilai investasi US$ 5,37 juta dan distribusi sebesar US$ 4,88 juta, salah satunya untuk menyelesaikan pipa gas ruas Duri-Dumai. "Tahun ini, Duri dumai sudah selesai,"kata Soerjaningsih pada Senin (14/1).

Ada juga investasi untuk fasilitas penyimpanan BBM yang akan dibangun oleh PT Rahardja Wirasakti Jaya Mandiri dengan nilai investasi US$ 5,49 juta. "Tangki penyimpanan BBM yang dibangun 2019 di Bangka kapasitasnya 20.000 KL dan 30.000 KL,"kata Soerjaningsih.

Selain itu ada juga investasi untuk membangun fasilitas pengolahan yaitu proyek Grass Root Refinery Tuban sebesar US$ 105,5 juta, Proyek Pertamina Blue Sky Project Cilacap sebesar US$ 49,5 juta, RDMP IV Cilacap sebesar US$ 117,5 juta, RDMP V Balikpapan US$ 234,5 juta, RMDP VI Balongan sebesar US$ 12,25 miliar.

Untuk proyek SPBU akan dibangun oleh PT Petro Energy, PT Walinusa Energi, PT Diragntara Petroindo Raya, PT Masinton Abadi Sentosa, Bayu Sinergi di Jakarta senilai US$ 4,33 juta.

Ada juga proyek SPBU yang dibangun oleh PT Mitra Andalan Batam dengan nilai investasi sebesar US$ 1,39 juta dan PT Sulawesi Bunker Terminal membangun SPBU di Palu Donggala dengan investasi SU$ 1,83 juta.

Untuk pembangunan SPBG rencananya akan dibangun oleh PT Pertamina Niaga, Pertamina Gas, dan PT Raban Gasindo Makmur di Jakarta dengan nilai investasi sebesar US$ 890.000.

Fasilitas pengisian CNG akan dibangun oleh PT Delta Prima Gas di Jakarta dengan investasi SU$ 20.000 dan PT Migas Hilir Jabar di Bandung dengan investasi US$ 1,38 juta. Terakhir, fasilitas LPG akan dibangun PT Bintang Buana Energi di Bantul dengan nilai investasi US$ 27.000.

Di luar investasi badan usaha tersebut, Pemerintah juga menganggarkan dana untuk pembangunan infrastuktur hilir migas dalam APBN 2019. Seperti pembangunan Jargas untuk Rumah Tangga di 18 lokasi sebanyak 78.126 SR dengan nilai investasi Rp 825,24 miliar.

Kemudian, konversi BBM ke BBG untuk nelayan di 35 lokasi atau sebanyak 13.305 paket dengan nilai investasi Rp 111,272 miliar, Konversi BBM ke BBG untuk Petani di lima lokasi atau sebanyak 1.000 paket dengan investasi Rp 8,12 miliar, dan Reviu FEED-DEDC Pembangunan Jargas di 15 lokasi dengan investasi Rp 1,58 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini