KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Muamalat Tbk bakal mendapat suntikan dana segar. Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) berniat menanamkan investasi di bank syariah pertama di Indonesia tersebut. Anggota Badan Pelaksana BPKH (BP BPKH) Iskandar Zulkarnain mengatakan, proses investasi di Bank Muamalat sesuai dengan Rencana Investasi Tahunan (RIT) yang tertuang dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKAT) BPKH. BPKH akan melakukan investasi dalam bentuk dua hal. Yakni, investasi tier 1 melalui penambahan saham dan investasi tier 2. Rencananya, nilai investasi tier 1 senilai Rp 1 triliun dan investasi tier 2 senilai Rp 2 triliun.
Itu artinya, total investasi BPKH yang bakal masuk ke Bank Muamalat ditaksir mencapai Rp 3 triliun. "Prosesnya sekarang sudah ada kajian dari lembaga eksternal, sekarang tinggal proses internal di kita. Mudah-mudahan dapat segera kita proses," kata Iskandar di Jakarta, Rabu (13/1).
Baca Juga: BPKH: Nilai manfaat dari investasi dana haji mencapai Rp 7,46 triliun pada 2020 Menurutnya, setelah proses internal nantinya akan ada proses persetujuan dari Dewan Pengawas BPKH. Tahapan itu juga sesuai dengan perencanaan di RIT dan RKAT. Ketika dihubungi Kontan.co.id, Iskandar menambahkan, rencana investasi di Bank Muamalat itu sudah mencapai tahap akhir. Adapun, dari nilai tersebut untuk alokasi modal di tier 1 sebesar Rp 1 triliun akan dikonversi ke dalam bentuk saham. Namun, Iskandar belum bisa merinci berapa nantinya besaran porsi saham yang dimiliki BPKH di Bank Muamalat kelak. Nah, untuk modal di tier 2 akan dalam bentuk subdebt atau obligasi subordinasi sebagai modal pelengkap senilai Rp 2 triliun. Iskandar menambahkan, hingga saat ini penempatan dana BPKH di Bank Muamalat sudah mencapai Rp 8 triliun dalam bentuk setoran awal jamaah haji. Direktur Utama Bank Muamalat Achmad K. Permana menyambut baik perihal rencana BPKH tersebut. Ia menjelaskan, proses ini sejatinya sudah dimulai sejak tahun lalu dan saat ini sudah masuk dalam tahap finalisasi. "Kami berharap proses ini dapat segera tuntas dalam waktu dekat," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (13/1) malam. Permana menyebutkan, sebagai investor, BPKH merupakan institusi yang sangat fit untuk menjadi pemberi modal bagi Muamalat. Nah, dengan masuknya BPKH ke Bank Muamalat ini diharapkan bisa mendorong pengembangan bisnis Bank Muamalat di segmen haji yang juga menjadi fokus bisnis sejak awal. Belum bisa dirinci, skema masuknya BPKH ke Bank Muamalat kelak. Tapi yang jelas, modal tersebut bakal menjadi angin segar bagi pionir bank syariah di Tanah Air ini. Sebab, rencana penambahan modal ke Bank Muamalat memang sudah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir.
Sebagai informasi saja, berdasarkan laporan keuangan September 2020 total modal inti (tier 1) Bank Muamalat tercatat sebanyak Rp 3,42 triliun. Modal initurun dari periode setahun sebelumnya yang mencapai Rp 3,56 triliun atau turun 4% year on year (yoy). Sementara modal pelengkap (tier 2) Bank Muamalat nilainya mencapai Rp 365,76 miliar per kuartal III 2020. Artinya total modal tier 1 dan 2 perseroan dalam sembilan bulan pertama 2020 sudah mencapai Rp 3,78 triliun. Sedangkan, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Bank Muamalat tercatat sebesar 12,48% per September 2020. Terbilang stabil dari posisi setahun sebelumnya 12,42%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat