Begini Siasat Martha Tilaar Group Hadapi Tantangan Tersendatnya Rantai Pasok Global



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Martha Tilaar Group melihat prospek bisnis di tahun 2022 masih diwarnai banyak tantangan khususnya efek pandemi yang berimbas pada terhambatnya rantai pasok global. Kendati demikian, manajemen PT Martina Berto Tbk (MBTO) sebagai entitas usaha yang bergerak di segmen kosmetik dan jamu tetap optimistis mengejar target kinerja yang telah dicanangkan pada awal tahun ini dengan tetap berhati-hati. 

CEO Martha Tilaar Group, Kilala Tilaar menjelaskan, Martha Tilaar optimistis menghadapi kondisi ekonomi di 2022 dengan tetap  berhati-hati. Menurut Kilala, meskipun prediksi secara makro ekonomi akan lebih baik dibandingkan tahun 2021 dan 2020, namun pandemi belum selesai dan roda perekonomian masih belum stabil. Di sisi lain, pihaknya juga tetap memperhatikan tingkat inflasi yang terjadi saat ini. 

Pasalnya, di tengah kondisi ekonomi global, seperti persoalan geopolitik yang sedang terjadi konflik Rusia-Ukraina hingga efek pandemi Covid-19, secara umum menekan laju bisnis pelaku usaha. 


Baca Juga: Prospek Bisnis Cerah, Martina Berto (MBTO) Targetkan Penjualan Tumbuh 30% Tahun Ini

Kilala menjelaskan, Indonesia masih sangat tergantung impor bahan baku untuk industri. Khusus untuk kosmetik, 85% bahan baku kosmetik diimpor. Bukan saja perang meningkatkan harga komoditas minyak, tetapi juga bisa menghambat supply chain global.   

Kilala mengungkapkan, pandemi berimbas pada banyak pabrik di Eropa dan Amerika lockdown dan sebagian tutup. Begitu juga pabrik di China yang memasok plastik material dan komoditas seperti sillicon. “Karena banyak pabrik yang lockdown bahan baku jadi sulit didapat,” ujarnya. 

Belum lagi, dalam industri logistik pengiriman pesawat maupun laut terhambat karena berkurangnya frekuensi kedatangan. Buktinya, beberapa bulan lalu kontainer shipping juga langka. Untuk mengantisipasi dampak yang besar ke Martha Tilaar, pihaknya banyak melakukan substitusi formulasi.

 
MBTO Chart by TradingView

Direktur Utama PT Martina Berto Tbk (MBTO), Bryan David Tilaar menjelaskan formulasi yang dilakukan adalah membuat formula baru yang sumbernya lebih mudah didapat, lebih efisien dan murah. Bryan menegaskan, Martina Berto terus mengantisipasi tantangan tersebut dengan alternatif-alternatif supplier. Meskipun ada satu dua gangguan, sifatnya minor. 

“Untuk naik harga kami belum melakukannya, masih hitung dan buat beberapa skenario, tunggu tanggal main," ujarnya saat dihubungi terpisah. 

Sampai saat ini, lanjut Bryan, dengan pengendalian pandemi yang makin baik dan daya beli konsumen mulai pulih pihaknya optimistis dengan target penjualan dan laba. Sebagai informasi, MBTO membidik pertumbuhan penjualan 30% dibandingkan 2021. Adapun untuk labanya diproyeksikan sebesar Rp 5 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .