KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mayora Indah Tbk (
MYOR) melakukan antisipasi dampak kenaikan harga gula rafinasi terhadap kelangsungan bisnisnya. Corporate Secretary Mayora Indah Yuni Gunawan mengatakan, kenaikan harga gula rafinasi sejalan dengan lonjakan harga gula secara global yang sebenarnya sudah terjadi sejak kuartal IV-2022 lalu. Namun, peningkatan yang terjadi pada harga gula rafinasi masih bisa dikompensasi oleh penurunan harga komoditas yang lain. "Terkait besaran penggunaan gula, itu sangat tergantung pada jenis produk yang kami produksi," ujar Yuni, hari ini (28/8).
Baca Juga: Mayora Indah (MYOR) Optimistis Target Penjualan Tahun Ini Tercapai Merujuk data Trading Economics, harga gula dunia berada di level US$ 24,83 sen per pound pada Senin (28/8) pukul 14.40 WIB. Harga gula dunia tampak naik signifikan, mengingat pada kuartal IV-2022 lalu harga gula masih berada di bawah level US$ 20 sen per pound. Untuk meminimalisir dampak kenaikan harga gula rafinasi, Manajemen MYOR aktif menerapkan kontrak jangka panjang dengan para penjualan gula rafinasi. Dengan demikian, MYOR dapat mengamankan pasokan gula rafinasi dengan harga yang wajar atau tidak sefluktuaktif bila dibandingkan harga gula acuan.
Selain itu, MYOR mengaku sejauh ini belum ada rencana penyesuaian harga produk seiring naiknya harga gula rafinasi. "Ini karena kenaikan harga gula masih ter-net off dengan penurunan harga komoditas yang lain," tandas Yuni. Asal tahun saja, MYOR memiliki sejumlah produk di segmen biskuit, kembang gula, wafer, cokelat, kopi, hingga makanan sehat. Beberapa merek MYOR sudah cukup akrab terdengar di telinga masyarakat seperti Better, Kopiko, Beng Beng, Choki Choki, Torabika, dan Energen. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .