Begini Strategi AAJI untuk Antisipasi Dampak Penurunan Daya Beli



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengatakan, penurunan daya beli masyarakat kelas menengah menjadi tantangan yang perlu dihadapi bersama.

Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu menyebut, kondisi itu tentunya akan berdampak buruk bagi prospek ekonomi ke depan, mengingat konsumsi masyarakat merupakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Dia bilang industri asuransi perlu mengambil langkah strategis dan inovatif agar tetap bertahan menghadapi kondisi tersebut.

Oleh karena itu, Togar bilang, AAJI telah mengambil beberapa langkah strategis untuk mengantisipasi dampak penurunan daya beli. Dia bilang pihaknya terus mendorong para anggota untuk merancang produk asuransi yang lebih fleksibel dan terjangkau.


"Dengan demikian, bisa tetap menjangkau segmen kelas menengah tanpa mengorbankan kualitas perlindungan yang diberikan," katanya kepada Kontan, Minggu (21/10).

Baca Juga: OJK: Penerbitan PP Asuransi Wajib Merupakan Ranah Pemerintah

Selain itu, Togar menyebut pihaknya juga aktif menjalankan program literasi keuangan dan asuransi, baik melalui seminar, webinar, maupun edukasi di media sosial. Hal itu bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya asuransi sebagai bentuk perlindungan jangka panjang, yang tetap relevan di tengah tantangan ekonomi saat ini.

Sebelumnya, IFG Progress mengungkapkan hasil studi sementara terkait dampak penurunan daya beli kelas menengah terhadap industri asuransi umum dan jiwa. Senior Research Associate IFG Progress Ibrahim Rohman mengatakan pihaknya menemukan bahwa penurunan daya beli kelas menengah sangat berdampak terhadap industri asuransi umum, sedangkan asuransi jiwa dampaknya tak terlalu besar.

"Jadi, penurunan daya beli kelas menengah sebesar 4%-5% itu dampaknya ternyata lebih besar ke asuransi umum daripada asuransi jiwa," ungkapnya saat konferensi pers di Mid Plaza, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Berdasarkan data paparan, penurunan daya beli kelas menengah sebesar 4%-5% akan memberikan dampak negatif terhadap konsumsi sebesar 0,99%-1,24%. Pada akhirnya, akan berdampak negatif terhadap asuransi jiwa sebesar 0,33%-0,41%.

Kondisi lain ditunjukkan industri asuransi umum. Ibrahim mengungkapkan penurunan daya beli kelas menengah sebesar 4%-5% akan sangat berdampak terhadap industri asuransi umum.

Sebab, kelas menengah merupakan segmen utama dari industri asuransi umum. Sebut saja, asuransi properti, asuransi kendaraan bermotor, kecelakaan pribadi, hingga kredit, juga mengandalkan kelas menengah.

Baca Juga: Penurunan Daya Beli Bisa Berdampak ke Asuransi Umum, OJK: Premi Masih Bertumbuh

Berdasarkan data paparan, penurunan daya beli kelas menengah sebesar 4%-5% akan memberikan dampak negatif terhadap penyaluran KPR sebesar 39%-49%, penjualan kendaraan bermotor sebesar 65%-81%, populasi yang tinggal di perkotaan 2%-3%, dan penyaluran KUR sebesar 8%-10%.

Pada akhirnya, bisa berpengaruh negatif terhadap berbagai lini bisnis asuransi umum, seperti asuransi properti sebesar 5%-6%, asuransi kendaraan bermotor sebesar 6%-7%, asuransi kecelakaan pribadi 12%-15%, dan asuransi kredit sebesar 15%-19%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari