Begini Strategi Allianz Tempatkan Investasi Unitlink



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Allianz Life Indonesia optimis investasi pada produk unitlink yang dimiliki mampu memberikan imbal hasil terbaik. Untuk itu, perseroan terus melakukan pemantauam kondisi pasar dalam mengelola investasi.

Chief Investment Officer Allianz Life Indonesia, Ni Made Daryanti menyebutkan strategi perseroan dalam menempatkan investasi dari produk untilink.

Misalnya, pada aset dasar atau underlying unitlink saham (equity), pihaknya mengambil strategi neutral and selective dengan ekspektasi volatilitas, yang diperkirakan akan tetap tinggi pada paruh pertama 2023 (1H23).


Baca Juga: 4 Produk Unitlink Allianz dengan Return Tinggi, Ini Penempatan Investasinya

“Berasal dari sentimen negatif oleh kekhawatiran resesi global di samping pengetatan suku bunga global yang sedang berlangsung dan juga ketegangan geopolitik antara Rusia-Ukraina,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (16/6).

Daryanti mengungkapkan, pihaknya memperhitungkan bahwa 2023 akan menjadi tahun normalisasi bagi harga komoditas dan pertumbuhan pendapatan perusahaan secara keseluruhan.

“Untuk jangka panjang, kami percaya bahwa arah tema ekonomi digital dan ekonomi hijau bersifat struktural dan memainkan peran penting bagi perkembangan investasi di Indonesia,” ungkapnya.

Berikutnya, lanjut dia, pada investasi unitlink dengan underlying pendapatan tetap (fixed income) strateginya yaitu overweight pada alokasi dan durasi sedikit di atas tolak ukur, baik dalam mata uang rupiah (IDR) dan dolar (USD).

“Fokus kami tetap pada obligasi pemerintah sambil secara selektif menambah obligasi korporasi dengan rating tinggi,” katanya.

Dia bilang, perekonomian Indonesia yang solid, likuiditas perbankan yang masih cukup tinggi sehingga dukungan dari bank dalam negeri terhadap pasar obligasi dirasa masih terjaga.

“Kemungkinan pelaku pasar asing akan melanjutkan pembelian obligasi di tahun ini masih cukup tinggi, mengingat kepemilikan mereka sudah mencapai level terendah dalam 3 tahun terakhir,” terangnya.

Baca Juga: Allianz Utama Indonesia Catat Profit dan Pertumbuhan Positif di Tahun 2022

Daryanti menuturkan, terlepas dari optimisme pihaknya pada obligasi, namun perseroan juga harus tetap memperhatikan beberapa faktor yang bisa menjadi resiko, seperti defisit anggaran, ketidakstabilan Rupiah dan lain sebagainya.

“Strategi kami untuk menghadapi risiko yang mungkin terjadi ke depannya adalah terus memantau perkembangan risiko-risiko yang mungkin terjadi ke depannya, dan memanfaatkan risiko tersebut secara oportunis untuk meningkatkan kinerja dana kelolaan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .