Begini strategi Amman Mineral Nusa Tenggara optimalkan tambang emas dan tembaga



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) berupaya menjaga keunggulan operasional tambang emas dan tembaganya. Presiden Direktur Amman Mineral Rachmat Makkasau mengatakan, keunggulan operasional (operational excellence) menjadi kunci keberhasilan perusahaan tambang untuk mengoptimalkan tambang, termasuk juga dalam melakukan eksplorasi.

Rachmat bilang, upaya untuk mencapai keunggulan operasional terus dilakukan oleh manajemen AMNT sejak pertama kali mengambil alih tambang Batu Hijau dari Newmont Nusa Tenggara pada tahun 2016 lalu. Ia menjelaskan, transformasi dimulai dari upaya efisiensi operasional yang dilakukan secara terus menerus.

Secara pararel, upaya efisiensi ini juga dilakukan dengan strategi peningkatan produktivitas. Dengan demikian AMNT dapat lebih adaptif dan merespons secara cepat dinamika siklus pertambangan.

Rachmat menyatakan, sebelum masa peralihan pada 2016 lalu, tambang Batu Hijau mengalami kesulitan mengembangkan Fase 7 dikarenakan biaya untuk melanjutkan operasional dinilai begitu tinggi.

"Namun, manajemen Amman Mineral berani mengambil peluang melanjutkan fase 7, hingga bisa mengoptimalkan umur tambang Batu Hijau. Selain itu, proyek eksplorasi Elang juga bisa terus dijalankan dengan penuh optimisme," terang Rachmat dalam CEO Forum Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia (MGEI) di Jakarta, tengah pekan ini.

Lebih lanjut, Rachmat mengungkapkan, berbagai bentuk keunggulan operasional yang sudah diterapkan AMNT antara lain melakukan renegosiasi kontrak, peningkatan utilisasi alat, menghilangkan bottleneck, serta pengembangan kapasitas karyawan dan disiplin kerja.

Alhasil, biaya penambangan menurun signifikan dan produktivitas menjadi lebih tinggi. Salah satunya terlihat dari pencapaian laju pengupasan batuan buangan di tahun 2019 yang melebihi target hingga 18%.

Sebagai penghasil emas dan tembaga terbesar kedua di Indonesia, Amman Mineral tercatat sebagai penyumbang penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mineral terbesar kedua di Indonesia pada tahun 2019. Selain itu, sejak beroperasi tahun 2000 hingga 2016 lalu, tambang Batu Hijau telah berkontribusi 25-37% pendapatan kotor (gross) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) serta 75- 99% produk domestik regional bruto (PDRB) Kabupaten Sumbawa Barat.

“Hal ini dapat terlaksana karena karyawan yang adaptif. Kami termotivasi untuk menciptakan terobosan, dan selalu menantang diri. Hal ini akan terus kami lakukan dan menjadi budaya Amman Mineral untuk selalu meningkatkan diri,” kata Rachmat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat