Begini strategi Amman Mineral Nusa Tenggara untuk menjalankan tambang berkelanjutan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) memiliki sejumlah strategi operasional pertambangan yang berkelanjutan. Diantaranya mengurangi beban energi pemompaan air asam tambang hingga penggunaan teknologi panel surya.

Presiden Direktur AMMAN, Rachmat Makkasau membagikan contoh inovasi yang dilakukan di tambang Batu Hijau, seperti pengalihan air permukaan reklamasi yang membantu mengurangi beban energi pemompaan air asam tambang dari kolam penampungan, yang berkolerasi dengan penurunan emisi CO2. 

Selain itu, pengalihan air permukaan reklamasi ini juga dapat meningkatkan konservasi air, sehingga dapat dimanfaatkan masyarakat dan biota sekitar daerah aliran sungai. “Berbagai inovasi yang kami lakukan merupakan komitmen untuk menyeimbangkan pengembangan performa operasional tanpa melupakan aspek pelestarian lingkungan,” jelas Rachmat dalam keterangan tertulis yang disiarkan beberapa waktu lalu.


AMMAN juga menargetkan penggunaan teknologi panel surya dan bentuk energi terbarukan (renewable energy) lainnya yang terus meningkat dari tahun ke tahun, dan berbagai inisiatif lain. Rachmat menambahkan, perusahaan tambang juga perlu terus mendokumentasikan inisiatif dan capaian dalam penurunan emisi CO2 untuk dipublikasikan kepada masyarakat luas, sehingga dapat mendorong penerapan teknologi yang lebih ramah lingkungan, dan membangun citra positif bagi industri pertambangan. 

Baca Juga: Bisnis tambang Medco Energi (MEDC) di Amman Mineral bisa topang kinerja

Asal tahu saja, AMMAN merupakan salah satu perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar di Indonesia. Strategi tambang berkelanjutan AMMAN juga dipaparkan dalam 1st International Seminar on Mineral and Coal Technology (the 1st ISMCT) 2021 oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (tekMIRA), Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Kementerian ESDM yang diselenggarakan pada Rabu (23/6) lalu.

Menteri ESDM, Arifin Tasrif  dalam kesempatan tersebut menegaskan komitmen pemerintah dalam mendorong pengelolaan sektor mineral dan batubara yang berkelanjutan. “Pemerintah terus mendorong peningkatan kinerja lingkungan seperti efisiensi energi, pengurangan emisi gas rumah kaca, serta pengelolaan limbah,” jelas Arifin. 

Dukungan berbagai pemangku kepentingan terhadap industri pertambangan sangat penting, terlebih karena industri pertambangan memiliki kontribusi signifikan bagi perekonomian Indonesia. Menurut laporan Direktorat Jenderal Minerba, Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) subsektor minerba sepanjang tahun 2020 mencapai Rp 34,6 triliun, meningkat lebih dari 100% di atas target, meski berbagai aktivitas pertambangan banyak menemui tantangan akibat pandemi Covid-19.

Selanjutnya: Harga minyak lanjutkan pelemahan, lonjakan kasus Covid-19 di Asia jadi katalis utama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .