KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen ban, PT Multistrada Arah Sarana Tbk (
MASA), yakin kinerja bisnisnya akan tumbuh lebih baik pada tahun 2021. Perusahaan ini fokus untuk menjual ban ke pasar yang dinilai mampu memberikan keuntungan secara optimal. Sekadar pengingat, pendapatan
MASA turun 9% (yoy) menjadi Rp 289,61 juta pada tahun 2020. Di sisi lain, perusahaan tetap mampu meraup laba bersih tahun berjalan sebanyak US$ 33,16 juta, dibandingkan kondisi di tahun sebelumnya di mana perusahaan ini harus menderita rugi bersih US$ 11,19 juta. Presiden Direktur Multistrada Arah Sarana Steven Vette menyampaikan, penjualan ban yang diproduksi MASA mengalami penurunan di tahun lalu seiring kondisi pasar yang sedang lesu akibat pandemi Covid-19.
“Hampir di semua segmen industri mengalami penurunan permintaan di tahun lalu,” ujar dia, hari ini (20/5). Terlepas dari itu, ia memandang bahwa prospek bisnis ban di tahun 2021 sangat positif. Meski tidak disebut secara gamblang, Manajemen MASA menargetkan pendapatan yang lebih baik dibandingkan tahun 2020. Laba bersih
MASA juga ditargetkan terus meningkat di masa-masa mendatang.
Baca Juga: Batalkan rencana voluntary delisting dan go private, ini alasan Multistrada (MASA) MASA masih akan menerapkan strategi berupa
recofusing market dan penambahan produksi atau penjualan ban bermerek Michelin. Perusahaan ini hanya akan fokus pada pasar-pasar yang memang lebih menjanjikan secara profitabilitas sehingga diharapkan biaya yang dikeluarkan bisa lebih hemat. Sampai saat ini, pendapatan dan laba
MASA disumbangkan oleh hasil produksi dan penjualan varian ban merek Michelin, seperti Uniroyal dan BFGoodrich. “Ke depan, produksi dua merek ini akan ditingkatkan, sehingga
overview penjualan dan laba bersih kami juga tumbuh lebih baik,” ungkap Steven. Ia juga memastikan, MASA belum memiliki rencana untuk merilis produk baru. Saat ini, MASA masih fokus pada industrialisasi proses produksi agar sejalan dengan standar proses produksi Michelin. Di samping itu,
MASA juga optimistis penjualan ban ke pasar ekspor akan semakin baik di tahun 2021. Steven menilai, sinyal peningkatan kinerja ekspor sudah mulai terlihat pada kuartal pertama lalu.
Sampai saat ini, Amerika Serikat (AS) masih menjadi pangsa pasar terbesar bagi MASA. Kemudian, diikuti oleh ekspor ke Asia dan Eropa. Kemungkinan besar komposisi pangsa pasar seperti itu belum akan berubah dalam waktu dekat. “Sebisa mungkin kami akan memperkuat pangsa pasar yang sudah ada,” tandas dia. Sekadar catatan, di tahun lalu kontribusi penjualan ekspor MASA mencapai US$ 230,27 juta. Adapun penjualan di pasar lokal tercatat sebesar US$ 59,34 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari