KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trias Sentosa Tbk (TRST) optimistis bisa menjaga pertumbuhan kinerja pada tahun 2024. Keyakinan ini merupakan buah dari pertumbuhan top line dan bottom line TRST pada periode kuartal I-2024. Emiten yang bergerak di bidang industri kemasan fleksibel ini membukukan penjualan sebesar Rp 870,42 miliar dalam tiga bulan pertama 2024. Penjualan TRST tumbuh 11,90% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dimana TRST meraup penjualan Rp 777,79 miliar pada kuartal I-2023. Pasar dalam negeri masih dominan dengan kontribusi sebesar Rp 544,73 miliar atau setara 62,58% dari total penjualan TRST pada kuartal I-2024. Sedangkan kontribusi dari penjualan ekspor sebesar Rp 325,68 miliar hingga periode Maret 2024.
Secara bottom line, TRST berhasil membalikkan rugi menjadi laba bersih. TRST meraih laba yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk sebesar Rp 6,18 miliar pada kuartal I-2024. Lebih baik ketimbang rugi Rp 2,22 miliar pada periode tiga bulan 2023. "Sesuai dengan laporan keuangan Perseroan kuartal I-2024 yang sudah tersaji untuk publik, kinerja Perseroan sudah menunjukkan tren positif dan sudah mendekati target yang ditetapkan oleh managemen," ungkap Komisaris Trias Sentosa Sugeng Kurniawan dalam keterangan tertulis kepada Kontan.co.id, Jum'at (28/6).
Baca Juga: Kejar Pemulihan Kinerja, Begini Strategi Trias Sentosa (TRST) Sugeng menjelaskan, pada tahun ini TRST mengusung strategi untuk meningkatkan kinerja operasional dengan memprioritaskan penjualan produk berprofitabilitas tinggi. TRST juga akan menjalankan strategi pemasaran pada produk yang mempunyai nilai tambah untuk meningkatkan awareness dan loyalitas konsumen. "Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, mempertahankan ketangguhan dan menjaga keunggulan produk-produk Perseroan secara berkesinambungan dalam persaingan industri kemasan fleksibel di Indonesia, regional maupun secara global," terang Sugeng. Secara umum, rencana strategis TRST fokus pada empat langkah. Pertama, mengejar pertumbuhan dengan menjalin kolaborasi bisnis. Kedua, pengembangan produk dengan nilai tambah. Ketiga, peningkatan penjualan Cast Polypropelene (CPP) Film. Keempat, peningkatan produktivitas dan optimalisasi sumber daya. Sedangkan untuk aspek keberlanjutan, TRST mengembangkan pemanfaatan kembali produk limbah plastik. Jika menengok ke belakang pada tahun 2023, kinerja TRST masih dibayangi sejumlah tantangan. Penjualan TRST menyusut sekitar 21% secara tahunan menjadi Rp 3 triliun. Secara bottom line, TRST menanggung rugi Rp 243,54 miliar. Sugeng membeberkan, pada tahun lalu kinerja industri masih dibayangi sejumlah tantangan. Pertama, di tengah kelanjutan pemulihan ekonomi paca pandemi covid-19, berbagai negara dihadapkan pada efek peningkatan inflasi dan kenaikan suku bunga. Kedua, ketegangan dari konflik geo-politik seperti di Eropa Timur dan Timur Tengah turut berimbas pada kinerja industri.
Melanjutkan tren sejak semester II-2022, imbuh Sugeng, sepanjang tahun 2023 TRST mengalami perlambatan. Hal ini turut disebabkan oleh penurunan harga komoditas terutama harga bahan baku. Kemudian diikuti dengan meningkatnya barang impor yang masuk ke Indonesia dan ke pasar global yang berasal dari China. Situasi tersebut berdampak signifikan dalam menekan harga jual produk TRST. "Selain itu, tingginya inflasi dan suku bunga di berbagai negara terutama di negara maju menyebabkan penurunan permintaan global," terang Sugeng. Mempertimbangkan berbagai tantangan tersebut, TRST lantas melakukan efisiensi di seluruh bidang. Sekaligus melakukan perbaikan atas kinerja operasional dan bisnis. "Perseroan akan terus melakukan inovasi pemgembangan produk, sehingga ke depannya mampu menghadapi tantangan di sektor industri yang dijalankan," tandas Sugeng. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat