KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa bank pada tahun ini berusaha menjaga kualitas kreditnya agar tak ada pembiayaan nasabah yang turun ke kredit bermasalah atau NPL. Salah satu strateginya adalah dengan menjaga kredit dalam perhatian khusus atau yang masuk kolektibilitas dua tidak turun ke NPL. Sebagai info, kredit dalam perhatian khusus adalah kredit yang menunggak satu bulan sampai tiga bulan. Sedangkan NPL adalah kredit yang sudah menunggak lebih dari 3 bulan. Yuddy Renaldi, SEVP Remedial dan Recovey BNI bilang saat ini kredit dalam perhatian khusus bank ada sebanyak 4% dari total kredit. "Mayoritas kredit dalam perhatian khusus adalah di segmen perdagangan, restoran, hotel, manufaktur dan layanan bisnis," kata Yuddy kepada Kontan.co.id, Selasa (20/3). Untuk mengatasi kredit dalam perhatian khusus, bank melakuman join effort, khususnya ke akun yang secara eksposure signifikan. Hal ini bertujuan untuk melakukan upaya penyelamatan lebih dini. Penyelamatan ini dilakukan dengan mekanisme restrukturisasi untuk mengatasi permasalahan kesulitan keuangan. Selain itu, bank juga sudah mengantisipasi jika ada masalah lebih dalam seperti konflik kepemilikan. BNI selalu memonitor perkembangan kredit setelah pemberian kredit. Sepanjang kualitas kreditnya tetap baik, pilihan restrukturisasi menjadi prioritas untuk dapat dipertahankan tetap perform atau naik ke ke kolektibilitas 1 kembali. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Begini strategi BNI menjaga kredit kolektibilitas 2 tak meluncur menjadi kredit macet
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa bank pada tahun ini berusaha menjaga kualitas kreditnya agar tak ada pembiayaan nasabah yang turun ke kredit bermasalah atau NPL. Salah satu strateginya adalah dengan menjaga kredit dalam perhatian khusus atau yang masuk kolektibilitas dua tidak turun ke NPL. Sebagai info, kredit dalam perhatian khusus adalah kredit yang menunggak satu bulan sampai tiga bulan. Sedangkan NPL adalah kredit yang sudah menunggak lebih dari 3 bulan. Yuddy Renaldi, SEVP Remedial dan Recovey BNI bilang saat ini kredit dalam perhatian khusus bank ada sebanyak 4% dari total kredit. "Mayoritas kredit dalam perhatian khusus adalah di segmen perdagangan, restoran, hotel, manufaktur dan layanan bisnis," kata Yuddy kepada Kontan.co.id, Selasa (20/3). Untuk mengatasi kredit dalam perhatian khusus, bank melakuman join effort, khususnya ke akun yang secara eksposure signifikan. Hal ini bertujuan untuk melakukan upaya penyelamatan lebih dini. Penyelamatan ini dilakukan dengan mekanisme restrukturisasi untuk mengatasi permasalahan kesulitan keuangan. Selain itu, bank juga sudah mengantisipasi jika ada masalah lebih dalam seperti konflik kepemilikan. BNI selalu memonitor perkembangan kredit setelah pemberian kredit. Sepanjang kualitas kreditnya tetap baik, pilihan restrukturisasi menjadi prioritas untuk dapat dipertahankan tetap perform atau naik ke ke kolektibilitas 1 kembali. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News