KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BRI Agroniaga Tbk (AGRO) telah menyiapkan berbagai strategi agar bisa tetap bertahan di tengah booming isu bank digital. Salah satunya, dengan mengganti nama menjadi PT Bank Raya Indonesia Tbk melalui persetujuan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB). Direktur BRI Agro Kaspar Situmorang menyebut sejauh ini terdapat persoalan dalam bertransformasi menjadi bank digital yakni overlapping pinjaman. Oleh sebab itu, bank akan mengeliminasi produk itu dan menjadikan sebagai pinjaman dengan tenor pendek berfrekuensi tinggi. “Segala bentuk bisnis akan berfokus pada digital dan berorientasi pada frekuensi. Hal ini terlihat, pinjaman maksimal Rp 1 miliar dengan tenor maksimal 12 bulan. Sehingga, CASA (dan murah) dan digital lending terus meningkat, serta paling utama rasio non performing loan (NPL) tetap terjaga,” jelas Kaspas secara virtual pada Senin (27/9).
Begini strategi BRI Agro menjadi bank digital
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BRI Agroniaga Tbk (AGRO) telah menyiapkan berbagai strategi agar bisa tetap bertahan di tengah booming isu bank digital. Salah satunya, dengan mengganti nama menjadi PT Bank Raya Indonesia Tbk melalui persetujuan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB). Direktur BRI Agro Kaspar Situmorang menyebut sejauh ini terdapat persoalan dalam bertransformasi menjadi bank digital yakni overlapping pinjaman. Oleh sebab itu, bank akan mengeliminasi produk itu dan menjadikan sebagai pinjaman dengan tenor pendek berfrekuensi tinggi. “Segala bentuk bisnis akan berfokus pada digital dan berorientasi pada frekuensi. Hal ini terlihat, pinjaman maksimal Rp 1 miliar dengan tenor maksimal 12 bulan. Sehingga, CASA (dan murah) dan digital lending terus meningkat, serta paling utama rasio non performing loan (NPL) tetap terjaga,” jelas Kaspas secara virtual pada Senin (27/9).