Begini strategi BRI atasi risiko tekanan likuiditas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatat rasio kredit dibandingkan dana pihak ketiga (DPK) alias loan to deposit ratio (LDR) sampai Juni 2018 sebesar 94,79%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan ketentuan regulator yaitu maksimal di angka 92%.

Jika dibandingkan periode sama 2017, sebesar 91,61% angka LDR pada tahun ini naik. Jika dilihat, angka LDR yang cukup tinggi ini disebabkan oleh pertumbuhan DPK BRI sampai Juni 2018 hanya 9,1% secara tahunan atau year on year (yoy).

Sedangkan pertumbuhan kredit BRI sampai Juni 2018 cukup tinggi yaitu 15,5% yoy. Hal ini menimbulkan risiko likudiitas, lantas bagaimana strategi manajemen?


Suprajarto, Direktur Utama BRI mengatakan, akan mencoba mencari LDR yang paling ideal. "Memang ini terlalu tinggi, LDR imbangannya adalah DPK," kata Supra Selasa (31/7). Supra bilang akan mendorong DPK terutama dana murah pada semester kedua 2018.

Handayani, Direktur Konsumer BRI mengakui pada semester pertama 2018 ada penurunan dana murah terutama dari program pemerintah. "Pada semester kedua 2018 ini kami akan fokus meningkatkan transaksi dan dana murah nasabah," kata Handayani dalam kesempatan sama.

Untuk meningkatkan dana murah tabungan dan giro BRI akan mengoptimalkan value chain dari nasabah korproasi. Selain itu nasabah dari kelembagaan akan ditingkatkan juga ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati