Begini strategi BRI fokus menggarap segmen UMKM pada tahun 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (Pesero) terus berupaya meningkatkan penyaluran kredit ke sektor UMKM. Bank bersandi saham BBRI ini telah menyalurkan kredit secara konsolidasi senilai Rp 1.026,42 triliun hingga September 2021. 

Nilai itu tumbuh 9,74%% yoy dibandingkan posisi yang sama tahun lalu. Kredit ini ditopang oleh kredit UMKM yang tumbuh 12,5% yoy menjadi Rp 848,6 triliun. Sehingga porsi kredit UMKM di BRI terus naik menjadi 82,67% terhadap total portofolio kredit.

Apabila dirinci per segmen, penyaluran kredit mikro BRI tercatat Rp 464,66 triliun, kredit konsumer sebesar Rp 147,16 triliun, kredit kecil dan menengah Rp 236,77 triliun dan kredit korporasi Rp 177,83 triliun


Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza menyatakan porsi kredit ke UMKM akan terus ditingkatkan hingga mencapai 85% pada 2025. BRI telah menyiapkan dua strategi utama dalam pemberdayaan UMKM di Indonesia.

Baca Juga: Pembiayaan multiguna perusahaan multifinance terus melaju

“Pertama menaikkan kelas pelaku UMKM di Indonesia, dari mikro menjadi kecil dan kecil menjadi menengah. Strategi kedua yakni BRI terus mencari sumber pertumbuhan baru sehingga BRI akan menyalurkan pinjaman ke segmen yang lebih kecil lagi atau ultra mikro,” ujar Aestika kepada Kontan.co.id pada Senin (15/11).

BRI memiliki strategi go smaller atau pinjaman lebih kecil, go shorter dengan tenor yang pendek, dan go faster melalui proses digitalisasi, sehingga mempercepat proses kredit. 

“Pembentukan ekosistem ultra mikro bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan Pegadaian ke depan akan memberikan akses layanan keuangan yang lebih luas pada segmen yang belum tersentuh. Hal ini akan menciptakan sumber pertumbuhan baru bagi BRI sehingga tadi sustainability pertumbuhan segmen UMKM di BRI sebagai core competence kami ini akan terjaga,” jelasnya.

Direktur Utama BRI Sunarso optimistis BRI dapat mencapai proyeksi pertumbuhan kredit 6%-7% year on year (yoy) sepanjang 2021. Ia menyatakan pertumbuhan kredit bisa naik di kisaran 8% pada 2022. “Sumber pertumbuhannya ada dua, pertama nasabah yang sudah ada kita bimbing untuk naik kelas. Kemudian, nasabah yang belum masuk ke perbankan. Kelasnya sudah kita siapkan dengan Holding Ultra Mikro,“ paparnya. 

Baca Juga: Bidik dana murah, perbankan rajin memangkas suku bunga simpanan

Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto menyatakan terdapat strategi jangka pendek setelah pembentukan holding ulta mikro. Merilis layanan co-location yang mengintegrasi kantor BRI, Pegadaian dan PNM sebagai layanan terpadu ultra mikro dari ketiga entitas ini. 

Hingga September 2021, sudah ada 58 kantor colocation ini yang diberi nama Senyum. Kedua, dari sisi produk, ultra mikro mensinergikan produk sehingga pelaku ultra mikro bisa mendapatkan produk yang  lebih variatif. 

Ia yakin dengan sinergi ini bakal tercipta efisiensi di sisi operasional karena penggabungan cabang maupun efisiensi dari overhead cost. Seiring dengan penurunan suku bunga, ia yakin akan terjadi penurunan biaya dana atau cost of fund pada holding ultra mikro. 

Selanjutnya: Mandiri Capital masih akan melakukan satu pendanaan lagi hingga akhir tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi