KONTAN.CO.ID - Total
outstanding kredit dalam ekosistem Holding Ultra Mikro (UMi) yang terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), Pegadaian, dan Permodalan Nasional Madani (PNM) terus meningkat. Per September 2023, jumlah kredit Holding Ultra Mikro mencapai Rp590,7 triliun atau tumbuh 11,6% secara tahunan dan meningkat 27,38% terhitung sejak awal
holding dibentuk pada September 2021. Berdasarkan laporan keuangan BRI pada kuartal III 2023, kontribusi kredit mikro BRI selaku induk
holding mencapai Rp479,9 triliun atau naik 10,9% secara tahunan dari 14,2 juta debitur. Data kredit mikro ini termasuk ultra mikro secara keseluruhan. Secara rinci, porsi kredit Pegadaian Rp65,6 triliun atau meningkat 17,3% dengan jumlah peminjam 7,4 juta dan kredit PNM Rp45,3 triliun atau tumbuh 14,3% dari 15 juta debitur.
Meskipun penyaluran kredit cukup besar, kredit tanpa agunan ini berpotensi membuat kerugian dalam ekosistem ultra mikro. Selain itu, kreditur didominasi oleh pelaku usaha yang masih
unbankable, sehingga risiko kerugian
holding ultra mikro dapat meningkat saat kredit bermasalah. Untuk menghindari kerugian tersebut, Sekretaris Perusahaan BRI Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan BRI tetap melakukan kehati-hatian sejak awal dalam memberikan penyaluran kredit mikro maupun ultra mikro. Strategi ini dilakukan guna menjaga kualitas aset kredit BRI tetap sehat. "Strategi penyaluran kredit ultra mikro dilakukan dengan membentuk
hyperlocal ecosystem dengan fokus pada ekosistem desa, pasar, kelompok pelaku usaha, dan komoditas tertentu," kata Agustya. Selain itu, BRI juga akan mengoptimalkan peran BRILink Mitra Ultra Mikro dalam menyalurkan kredit. Agen BRILink dinilai lebih mengetahui profil pelaku usaha mikro yang prospektif di lingkungan sekitarnya, sehingga dapat direkomendasikan sebagai calon kreditur. Setelah mendapat rekomendasi dari agen BRILink, Mantri BRI akan kembali mempelajari profil calon debitur untuk memastikan calon kreditur diberi kredit atau tidak. Sepanjang Januari-September 2023, BRI telah mendapatkan 2,15 juta
refferal atau rekomendasi penyaluran kredit dari agen BRILink. Sedangkan pada periode yang sama di 2022 hanya 601.100
refferal. Sekretaris PNM Dodot Patria Ary menjelaskan, pembiayaan ultra mikro PNM tidak memiliki agunan atau jaminan dari nasabah. Namun, kredit ultra mikro diberikan lewat produk Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) atau pembiayaan dengan menggunakan sistem
group lending atau tanggung renteng. Dengan sistem itu, ketua kelompok ikut terlibat memantau dan mengingatkan anggota terkait kewajiban mereka. "Dengan adanya pertemuan kelompok mingguan (PKM) serta tanggung renteng oleh seluruh anggota kelompok, yang sudah disepakati saat awal bergabung menjadi nasabah, ini menjadi strategi mitigasi risiko oleh perusahaan," jelas Dodot. Selain itu, lanjut Dodot, PNM turut memberdayakan pelaku usaha mikro melalui pelatihan pengembangan usaha untuk membantu meningkatkan kesejahteraan nasabah. Dengan begitu, usaha nasabah terus berkembang dan bisa menjalankan kewajibannya dengan lancar. Cara kerjanya,
account officer PNM akan memverifikasi calon nasabah, mengecek dokumen-dokumen terkait, dan memeriksa kondisi atau perkembangan usaha milik profil calon nasabah tersebut. Dodot menyebut standar prosedur operasi Mekaar terbukti efektif dalam menjaga kualitas aset. Ia bilang, sejak awal berdiri hingga saat ini, rasio kredit bermasalah Mekaar ada di bawah 0,3%.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Pegadaian Yudi Sadono menjelaskan, risiko pembiayaan segmen ultra mikro Pegadaian secara umum dibagi dua, yakni Gadai dan Non Gadai. Untuk Gadai dari nasabah yang macet akan terselesaikan dari hasil lelang penjualan barang jaminan. “Sedangkan untuk nasabah Non Gadai, kami mempertahankan kualitas kredit melalui
Credit Risk Management Framework,” tandas Yudi. Sebagai informasi, rasio kredit macet alias
non-performing loan (NPL) Pegadaian per September 2023 berada di level 1,31% atau turun dari level 2% pada September 2022. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ridwal Prima Gozal