KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah menyiapkan strategi mengembangkan layanan digital di 2022. Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI Indra Utoyo menyatakan transformasi digital BRI dikembangkan dengan tujuan untuk Go Smaller, Go Shorter, Go Faster. "Berarti menyediakan layanan perbankan yang lebih efisien hingga ke segmen terkecil, dengan mengedepankan Speed, Smart, dan Simplicity. Kami mengacu pada 3 framework utama, yakni digitizing core atau digitalisasi proses bisnis pada core product untuk efisiensi, termasuk di dalamnya pengembangan BRImo sebagai financial superapp, dan optimasi BRISpot dan BRILink," ujar Indra kepada Kontan.co.id, Kamis (20/1). Ia menambahkan BRI juga akan memperkuat digital ecosystems dengan menyiapkan digital platform yang terintegrasi guna membangun bisnis ekosistem value chain.
Agar bisa menjadi sumber pertumbuhan baru dalam bentuk dana murah atau CASA, pendapatan berbasis komisi dan akuisisi nasabah baru. Juga menciptakan inovasi baru yang fully digital dengan new business model (new digital propositions) dengan memanfaatkan game-changer tech. "Secara layanan di 2022, BRI berfokus pada peningkatan otomasi baik smart servicing dan operations). Juga augmentasi berupa customer engagement, credit underwriting. Yang ditopang oleh BRIBRAIN sebagai platform berbasis AI dan ML, yang berfungsi sebagai enabler untuk recommender system hingga risk mitigation and management," tambahnya. Baca Juga: Ekonom: Target Kredit Bank di Tahun 2022 Harus Lebih Tinggi Saat Ekonomi Pulih BRI juga fokus memperluas omnichannel distribution, dengan mengembangkan layanan perbankan BRI sebagai embedded finance, seperti melalui open banking API hingga integrasi dan kerja sama dengan ekosistem. "Seiring dengan berkembang pesatnya e-commerce sebagai main driver ekonomi Indonesia, sejalan dengan Cetak Biru Sistem Pembayaran BI 2025, sistem pembayaran digital dengan berbagai mode kini jadi tren, mulai dari e-wallet, QRIS, buy now pay later (BNPL), hingga digital credit card," kata Indra. Ia melihat use case dari layanan open banking kami, BRIAPI, juga menunjukkan produk Open API yang paling banyak digunakan adalah BRIVA (Virtual Account) untuk menunjang digital payment di berbagai platform, termasuk di perusahaan non-digital seperti institusi pendidikan. "Hal ini menunjukkan tingkat adopsi digital masyarakat yang semakin tinggi, yang menuntut digitalisasi layanan bank yang mampu me-reimagine transaction experience. Sehingga, fokus perbankan bukan lagi hanya sekedar digitalisasi menuju mobile banking, tapi memberikan digital customer experience yang lebih advanced dan frictionless, misalnya dengan pengembangan superapps yang memberikan beragam layanan dalam satu aplikasi secara seamless," tuturnya. BRI berhasil melipatgandakan transaksi digital banking di sepanjang 2021. Indra menyatakan nilai dan volume transaksi digital banking BRI bertumbuh hingga 249,5% year on year (yoy) di 2021. Transaksi itu berasal dari di 2021 Transaksi melalui digital channel BRI termasuk ATM, BRILink, BRImo, Internet Banking, dan sebagainya. Transaksi digital channel ini mendominasi 96,7% dari keseluruhan transaksi di BRI, dibandingkan dengan transaksi melalui teller atau kantor cabang hanya 3,3%. "Hal ini didukung oleh pertumbuhan fantastis dari berbagai produk digital BRI seperti BRImo dan BRIAPI. Per kuartal IV 2021, transaksi di BRImo melesat 66,24%, mencapai 1,27 miliar transaksi. Dengan sales volume menembus Rp 1.344,78 triliun sepanjang tahun lalu," ujar Indra kepada Kontan.co.id pada Kamis (20/1). Hal ini tidak terlepas dari peningkatan nasabah yang menggunakan layanan digital banking BRI. Indra menyebut jumlah pengguna BRImo juga bertumbuh 56,37% yoy hingga mencapai 14,15 juta pengguna. Baca Juga: Transaksi Digital Banking BRI Tumbuh 249,5% Sepanjang 2021