KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten yang bergerak dalam bidang pembangunan pergudangan dan ruko PT Bumi Benowo Sukses Sejahtera Tbk (
BBSS) masih tertekan pandemi Covid-19. Sepanjang tahun lalu saja, emiten ini hanya mengantongi penjualan sebesar Rp 3,43 miliar, anjlok dari pendapatan tahun 2019 yang mencapai Rp 23,09 miliar. Sejalan dengan itu, emiten ini juga harus menanggung rugi bersih sebesar Rp 512,87 juta. Padahal pada tahun 2019 BBSS masih mengempit laba bersih Rp 4,53 miliar. Sekretaris Perusahaan PT Bumi Benowo Sukses Sejahtera Tbk Andrew mengatakan, penjualan perusahaan berkurang akibat adanya pandemi Covid-19. Guna memperbaiki kinerja pada tahun ini, BBSS sudah menyiapkan sejumlah strategi.
Misalnya saja dengan memperluas area promosi dan pemasaran di antaranya dengan mengadakan penetrasi pasar dengan menggunakan media digital. Selain itu, sambung Andrew, perseroan ini juga akan melakukan transformasi ke arah penggunaan teknologi sehingga pertumbuhan berkelanjutan di masa depan lebih baik lagi.
Baca Juga: Bumi Benowo (BBSS) ekspansi bangun pusat berikat UMKM ke Indonesia bagian timur "Rendahnya suku bunga acuan Bank Indonesia yang akan mempengaruhi suku bunga kredit gudang rakyat (KGR) juga diharapkan dapat menarik lebih banyak orang untuk membeli gudang melalui pembayaran KGR," jelasnya, Kamis (8/7).
Dalam jangka pendek, Adrew menjelaskan konsumen masih berhati-hati dengan anggaran mereka sehingga pasokan dari segmen menengah bawah hingga menengah diperkirakan masih mendominasi pasar.
Sekarang ini BBSS juga mulai memanfaatkan sumber energi terbarukan untuk menghasilkan listrik di gudang perseroan. Mereka menargetkan untuk menghadirkan logistik generasi berikutnya, yang cerdas, elektrik, digital, dan terhubung. "Logistik digital akan menjadi salah satu fokus kami di 2021, dan Perseroan dapat menjadi tempat untuk berbagi teknologi terbaru dalam dunia logistik," jelas Andrew. Terakhir, BBSS menargetkan untuk mengembangkan gudang multi-tenant di area baru di Jakarta dan Surabaya, khususnya dalam merambah sektor industri UMKM yang belum pernah dimanfaatkan sebelumnya dan terfokus pada sektor FMCG dan e-commerce.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi