KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Bundamedik Tbk (
BMHS) menyampaikan strategi dalam menghadapi inflasi medis.
Chief Financial Officer BMHS Cuncun Wijaya mengatakan, pihaknya telah membuka percakapan dan kerjasama dengan pihak asuransi terkait hal ini. Menurut Cuncun, pihak asuransi cenderung melihat adanya inflasi medis sebesar 20%-30% jika dibandingkan tahun sebelumnya.
"Kami, sebagai penyelenggara kesehatan, bersama-sama dengan pihak asuransi menentukan
clinical pathway yang telah disepakati," ujarnya saat paparan publik, Senin (26/8).
Baca Juga: Saham BMHS Masih Turun 9,2% YtD, Ini Tanggapan Manajamen Cuncun menjelaskan, klaim asuransi kesehatan pasien diatur bersama antara penyelenggara kesehatan dan pihak asuransi. Hal ini termasuk pemberian obat, jasa dokter, hingga layanan laboratorium. Cara ini berbeda dengan layanan kesehatan menggunakan BPJS Kesehatan. Sebab, untuk layanan BPJS Kesehatan, yang menanggung di awal adalah pihak rumah sakit. “Sementara, kalau dengan asuransi, kedua belah pihak harus sama-sama menjaga,” ungkapnya. Diharapkan, upaya kerjasama dengan pihak asuransi bisa memberikan hasil terbaik dalam menghadapi inflasi medis.
Baca Juga: Bundamedik (BMHS) Raih Kenaikan Pendapatan 9% di Semester I-2024 “Di awal tahun sudah ada dan sudah selesai. Kami juga sudah melakukan apa yang menjadi kesepakatan kedua belah pihak,” paparnya. Menurut catatan Kontan, tren kenaikan klaim asuransi kesehatan berlanjut hingga tahun 2024.
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat klaim kesehatan yang sudah dibayarkan pada kuartal I tahun ini mencapai Rp 5,96 triliun. Ini meningkat 29,4% secara tahunan alias
year on year (yoy). Tingginya klaim kesehatan salah satunya diakibatkan oleh inflasi biaya medis yang terus meningkat.
Baca Juga: Akuisisi Anak Usaha Bundamedik (BMHS), Jinxin Fertility Group Gelontorkan Rp 422,03 M Tidak dapat dimungkiri bahwa inflasi medis berdampak terhadap penyesuaian harga premi oleh perusahaan asuransi. Sementara, hasil laporan Mercer Marsh Benefit (MMB) Health Trends 2024 memprediksi inflasi medis tahun ini berada di angka 13%. Hal ini sangat jomplang bila dibanding inflasi nasional yang 2,61% di 2023 dan inflasi tahun 2024 yang ditargetkan sebesar 2,5±1%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli