Begini Strategi Caturkarda Depo (DEPO) yang Incar Penjualan Rp 3 Triliun di 2026



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten bahan bangunan milik konglomerat Hermanto Tanoko PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) optimistis  cetak kinerja moncer di tahun 2026.

Presiden Direktur Caturkarda Depo Bangunan Kambiyanto Kettin mengatakan bahwa perusahaan mengincar penjualan mencapai Rp 3 triliun di tahun 2026. Target tersebut lebih tinggi bila dibandingkan estimasi pendapatan penuh tahun 2025 senilai Rp 2,89 triliun.

"Kami optimistis bahwa tahun 2026 pendapatan DEPO akan lebih baik dan naik lebih dari Rp 3 triliun dengan persentase laba bersih yang lebih stabil, mudah-mudahan memenuhi sesuai permintaan pasar," kata Kambiyanto dalam agenda paparan publik, Selasa (9/12/2025).


Sejalan dengan proyeksi pertumbuhan penjualan, DEPO berencana untuk ekspansi tiga gerai baru di tahun 2026 mendatang.

Pembukaan gerai baru tersebut rencananya akan berlokasi di Palembang, Samarinda dan Bali. Dengan begitu, total gerai yang dimiliki DEPO akan berjumlah 20 gerai di tahun 2026.

Baca Juga: Mekar Lodji Parahyangan Kembangkan Hunian Konsep Eco-living

Chief Financial Officer Shelly Leo mengungkapkan, untuk pembukaan gerai baru tersebut DEPO menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 129 miliar.

"Biaya capex yang kita estimasikan itu mencapai Rp 129 miliar untuk tahun 2026. Sumber pendanaan antara lain sebagian besar kita mendapatkan pinjaman fasilitas bank," ujar Shelly dalam kesempatan yang sama.

Wakil Presiden Direktur DEPO, Henryanto Komala, menambahkan bahwa ekspansi gerai masih menjadi pendorong utama pertumbuhan perusahaan. Pasalnya, potensi pasar di berbagai daerah masih sangat besar.

"DEPO akan hadir lebih dekat dengan konsumen melalui jaringan gerai yang lebih luas dan efisien," tambah Henryanto.

Henryanto juga berharap kondisi industri pada 2026 semakin kondusif, seiring dengan suplai likuiditas dari pemerintah yang dapat mendorong aktivitas sektor bahan bangunan.

 
DEPO Chart by TradingView

"Begitu likuiditas diberikan ke pasar harusnya menunjukkan multiplier effect dengan kemampuan konsumen berbelanja termasuk untuk pasar properti naik. Jadi kami sangat optimistis, bahwa efek daripada uang yang digelontorkan pemerintah untuk industri properti di Indonesia bisa sangat positif di 2026," ucap Henryanto.

Selanjutnya: Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Rabu (10/12): Galeri 24 Turun, UBS Naik

Menarik Dibaca: Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Rabu (10/12): Galeri 24 Turun, UBS Naik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News