KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Industri Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) baru-baru ini mengungkapkan kekhawatiran mendalam terkait penurunan signifikan dalam tingkat utilisasi industri petrokimia, yang saat ini mendekati 50%. Sekretaris Jenderal Inaplas, Fajar Budiono, memperingatkan bahwa situasi ini berpotensi memicu pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di sektor tersebut. Penurunan utilisasi ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk turunnya harga komoditas petrokimia dan daya beli masyarakat yang masih rendah. Menanggapi tantangan ini, Direktur SDM & Urusan Korporat PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), Suryandi, mengungkapkan bahwa Chandra Asri Group saat ini memiliki kapasitas produksi terpasang sebesar 4,2 juta ton.
“Tahun ini, kami melakukan Turn Around Maintenance (TAM) sebagai bagian dari pemeliharaan terjadwal yang kami laksanakan setiap lima tahun sekali. Pemeliharaan ini bertujuan untuk memastikan keandalan fasilitas, memenuhi permintaan domestik, serta mematuhi regulasi keselamatan dan lingkungan,” ujar Suryandi kepada media KONTAN, Rabu (11/9). Baca Juga: Ada Lonjakan Impor Polietilena LLDPE, KPPI Lakukan Penyelidikan Meski industri petrokimia di Indonesia menghadapi berbagai tantangan, termasuk kondisi pasar global yang tidak stabil, Chandra Asri Group tetap optimis. Suryandi berharap bahwa sektor petrokimia akan terus tumbuh, mengingat perannya yang vital dalam perekonomian nasional dan global. "Kami berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan industri ini dengan menghadapi tantangan serta memanfaatkan peluang yang ada. Kami juga mendorong regulasi yang dapat melindungi pelaku industri secara menyeluruh, baik di sektor hulu maupun hilir," tambahnya.