KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas, industri dana pensiun semakin rajin memarkirkan dananya ke bank. Dana yang mereka parkirkan berbentuk tabungan, deposito on call dan deposito berjangka. Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana dapen yang diparkirkan ke tabungan terus meningkat. Sampai Juni 2021, dana yang ditaruh ke tabungan naik 113,04% year on year (yoy) menjadi Rp 1,19 triliun dan ke deposito berjangka naik 2,11% yoy mencapai Rp 83,11 triliun. Direktur Eksekutif Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Muljadi mengatakan, baik dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) dan dana pensiun pemberi kerja (DPPK) memang rajin menempatkan dananya ke pasar uang seperti tabungan, deposito dan obligasi.
Begini strategi dana pensiun untuk penuhi likuiditas
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas, industri dana pensiun semakin rajin memarkirkan dananya ke bank. Dana yang mereka parkirkan berbentuk tabungan, deposito on call dan deposito berjangka. Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana dapen yang diparkirkan ke tabungan terus meningkat. Sampai Juni 2021, dana yang ditaruh ke tabungan naik 113,04% year on year (yoy) menjadi Rp 1,19 triliun dan ke deposito berjangka naik 2,11% yoy mencapai Rp 83,11 triliun. Direktur Eksekutif Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Muljadi mengatakan, baik dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) dan dana pensiun pemberi kerja (DPPK) memang rajin menempatkan dananya ke pasar uang seperti tabungan, deposito dan obligasi.