KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penguatan rupiah ditambah kondisi pasar saham yang terus membaik berdampak positif bagi kinerja reksadana berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS), salah satunya adalah Ashmore Dana USD Equity Nusantara. Berdasarkan
Fund Fact Sheet bulan Desember 2018, kinerja Ashmore Dana USD Equity Nusantara sebenarnya terkoreksi 8,79% (ytd) sepanjang tahun lalu. Padahal, kinerja rata-rata reksadana saham di Infovesta Equity Fund Index hanya turun 3,67% (ytd). Kendati demikian, kinerja reksadana ini memperlihatkan perbaikan. Dalam tiga bulan terakhir, kinerja reksadana milik Ashmore Asset Management Indonesia tersebut tumbuh 3,71%.
Vice President Sales & Marketing Distribution Ashmore Asset Management Indonesia Angganata Sebastian mengungkapkan, kinerja Ashmore Dana USD Equity Nusantara sangat terbantu oleh penguatan rupiah. “Sejak November hingga Januari ini rupiah menguat dari Rp 15.200 menjadi Rp 14.100 per dollar AS,” kata dia, Rabu (23/1). Penguatan tersebut tentu membuat manajer investasi memperoleh keuntungan kurs. Perbaikan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di atas kertas juga berdampak positif bagi reksadana ini. Namun, Ashmore AM juga memilih saham dengan cermat agar pertumbuhan kinerja Ashmore Dana USD Equity Nusantara dapat melampaui IHSG. Jika ditelusuri, komposisi efek saham dalam portofolio reksadana ini mencapai 97,24% per Desember lalu. Di saat yang sama, reksadana ini juga memiliki lima efek saham terbesar dalam portofolionya. Di antaranya adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Angganata menyebut, sejak akhir tahun lalu pihaknya mulai memperbesar porsi saham-saham sektor konsumer dalam portofolio Ashmore Dana USD Equity Nusantara. Pasalnya, sektor konsumer dinilai akan mengalami peningkatan kinerja yang signifikan pada tahun ini berkat euforia Pemilu. Kehadiran agenda politik tersebut memungkinkan pemerintah untuk mengeluarkan sejumlah kebijakan yang dapat menggenjot konsumsi di kalangan masyarakat, ambil contoh peningkatan anggaran bantuan sosial.
Selain itu, pelan tapi pasti, Ashmore AM mulai memperbesar alokasi saham di sektor properti. Menurut Angganata, kinerja sektor properti berpeluang membaik setelah Pemilu selesai. Selesainya sejumlah proyek infrastruktur pemerintah yang mempermudah akses ke sejumlah tempat juga bisa menggairahkan lagi sektor properti. Saham-saham dari sektor perkebunan kelapa sawit juga menjadi andalan bagi reksadana Ashmore Dana USD Equity Nusantara. Hal ini seiring dengan potensi meningkatnya permintaan CPO akibat penerapan kebijakan B20. “Saham-saham perkebunan kami juga kami pilih karena valuasinya cukup menarik,” tambah dia. Lebih lanjut, ia memprediksi jika rupiah tetap bertahan di kisaran Rp 14.100 per dollar AS, maka kinerja Ashmore Dana USD Equity Nusantara minimal akan mencapai level 12%-13% sampai akhir tahun 2019. Angka tersebut sejalan dengan perkiraan pertumbuhan kinerja IHSG di tahun ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi